KOTA BANDUNG – Pemda Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar intens memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur guna mencegah serangan siber.
Kepala Diskominfo Jabar Ika Mardiah menuturkan, pihaknya secara kontinu melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM.
Selain itu, Diskominfo Jabar juga intens berkomunikasi dan berkoordinasi dengan perangkat daerah di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar serta Diskominfo Kabupaten dan Kota di Jabar untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran data.
“Pelatihan tidak hanya terbatas di Dinas Kominfo, tetapi juga seluruh perangkat daerah, termasuk juga kabupaten dan kota. Pelatihan yang dilakukan bisa berupa drill test, tapi juga bisa menjadi hacker. Jadi dilatih juga seperti itu,” ucap Ika di Kota Bandung, Selasa (2/7/2024).
Ika juga mengatakan, pihaknya secara konsisten melakukan backup data sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga ketersediaan data selalu terjaga. Back up data ditempatkan di pusat data lainnya sebagai Disaster Recovery Center (DRC).
“Prinsip kami sebenarnya jangan sampai ke-hack meskipun ada backup-nya. Karena backup itu bukan hanya untuk menjaga dari serangan, tetapi juga dari bencana, bisa gempa, bisa banjir atau terputusnya jaringan internet,” tuturnya.
Selain itu, kata Ika, Diskominfo Jabar selalu meng-update infrastruktur teknologi. Ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru terkait penguatan dalam memproteksi data yang ada.
“Penguatan dari sisi teknologi ada Web Application Firewall (WAF), ada Endpoint Protection, ada Secure Email Gateway, Security Information and Event Management (SIEM) yang didukung juga BSSN, serta Network Performance Monitoring and Diagnostics,” ucap Ika.
“Dari sisi manusianya, ada peningkatan kesadaran, kami setiap bulan ada webinar memgenai keamanan siber untuk meningkatkan kesadaran mengenai keamanan informasi,” imbuhnya.
Ika mengakui bahwa percobaan untuk melakukan hack terhadap sistem yang dimiliki khususnya terhadap pusat data Jabar kerap terjadi, tetapi hal itu bisa diantisipasi.
“Percobaan ancaman selalu ada, yang berasal dari berbagai negara juga dari dalam negeri. Ada dari Eropa, Rusia, Jepang, Amerika, Tiongkok, Vietnam, Kamboja, Singapura, Australia, itu selalu diidentifikasi dari negara mana, IP-nya berapa, itu terus-menerus. Tim juga memberikan analisisnya dan laporannya itu setiap minggu,” tutur Ika.
Pemda Provinsi Jabar sejak tahun 2015 sudah memiliki JabarProv-CSIRT (Computer Security Incident Response Team). Tim ini diperbaharui organisasinya pada 2020 dengan pembinaan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
JabarProv-CSIRT merupakan suatu organisasi atau tim pelaksana keamanan siber yang bertanggung jawab menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.
JabarProv-CSIRT dapat mengoordinasikan, mengolaborasikan, dan mengoperasikan sistem mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar.(***)