BERTAHAN DITENGAH PPKM DARURAT MENURUT MAS MENTERI SANDIAGA UNO

Spread the love

Jakarta, Jangkarpena.com  Lonjakan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat hingga bulan Juni 2021 mendorong pemerintah pusat untuk mengambil kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli. Hal ini menjadi pukulan telak bagi sektor ekonomi yang menyulitkan masyarakat untuk bertahan saat pandemik ini.

Penelitian dan Pengembangan Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia yang diketuai oleh Ashiong P. Munthe mencermati kondisi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali sejak 3-20 Juli 2021 ini.

Dengan alasan demikian, Litbang Pewarna Indonesia menghadirkan wawancara eksklusif dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A, M.B.A. dengan tema “Bertahan di Tengah PPKM Darurat” melalui plarform zoom pada Rabu (21/7/21).

Dalam wawancara ini terlihat hadir Ketua Umum Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono beserta jajarannya, Penasehat Pewarna Dr. Jimmy Lumintang, Lukman Pandji, Yohanes Handojo Budhisedjati Ketua Umum Vox Point Indonesia sekaligus Ketua Presidium Aliansi PEREKAD, ketua TAPPAI Jahmada Girsang sekaligus sebagai narasumber.

Membuka wawancara, Ashiong P. Munthe melempar pertanyaan dengan menjelaskan data ada 34 juta orang yang menggantungkan nasib dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pertanyaanya “Bagaimana sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mampu bertahan di tengah pandemi ini? Bagainana langkah-langkah kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif agar pelaku-pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini dapat bertahan?

Sebelum menjawab Menteri Sandi berpantun,

“Kalau ke kota pahlawan jangan lupa makan Soto Surabaya, jangan lupa mampir beli kue lapis dan juga almond Krispi, Bapak Ibu Pewarna tatap semangat dan teruslah berkarya, bangkitkan Parekraf agar Indonesia segera pulih kembali”

Sandi menyampaikan benar ada 34 Juta orang yang menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) sebagai “rumah”. Mengutip ucapan Presiden Joko Widodo, bahwa kementerian harus memiliki sense of crisis. Dan Sandi menambahkan apa yang presiden Jokowi sampaikan yaitu kementerian Parekraf harus memiliiki juga sense of urgency dan sense of humanity.

Sandi menjelaskan “Kita patut syukuri bahwa PPKM Darurat sudah berakhir dan perpanjangan hingga tanggal 25 Juli ini adalah PPKM Ketat level 3 dan 4” ungkapnya.

Menurut Sandi “bila terjadi penurunan penyebaran pada tanggal 26 Juli nanti, maka proses kebangkitan Parekraf bisa mulai diwujudkan. Membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Mendorong lahirnya skill baru untuk bisa bertahan, ambil peluang dan cetak pemenang”, terangnya.

“Sudah saatnya kita Upskilling, membuka online shop, menciptakan konten kreatif, dan melakukan transformasi. Dengan demikian bisa menjadi saluran berkat dengan penciptaan lapangan pekerjaan”, jelas Sandi.

Kunci kebangkitan ini ada pada program vaksinasi. Untuk itulah Sandi bersama tim kemenparekraf mengkonversi sentra-sentra vaksinasi di destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Upaya ini untuk mempercepat vaksinasi mencapai 5 juta orang perhari.

“Untuk itu perlu dilakukan perluasan testing, tracing dan treatment serta menambah fasilitas kesehatan”, jelasnya.

Kemenparekraf keluarkan sertifikasi CHSE, yaitu Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Security (keamanan) dan Environment (ramah lingkungan). Sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian lingkungan.

Upaya lain yang dilakukan adalah percepat bantuan sosial, hibah, insentif, ketersediaan tenaga kesehatan dan pelaku pariwisata.

Ashiong lanjut bertanya bahwa vaksin bukanlah jaminan tidak tertular covid-19. Ditambah dengan kehadiran wisatawan asing?Lalu adanya sebagian masyarakat yang juga tidak percaya dengan pemberian vaksin.

Menanggapi hal tersebut, Sandi menjelaskan bahwa kemenparekraf menjalankan program pemerintah untuk meningkatkan proses vaksinasi. “Memastikan destinasi wisata seperti Bali, Jogjakarta, Danau Toba, Mandalika, Labuhan Bajo dan Borobudur sehat dengan vaksinasi” ungkap Sandi.

Bukan hanya itu, ada kewajiban untuk setiap wisatawan domestik dan luar negeri menunjukkan surat vaksin sebelum memasuki objek wisata.

Tantangan kita, kata Sandi, yang terbaru adalah adanya varian baru dari covid-19 dan ini menimbulkan dinamika dari penanganan Covid-19.

“Ada adagium “The Pandemic For the Unvaccinated” artinya Pandemi terjadi bagi yang belum di vaksin. Bukan hanya di Indonesia peningkatan kasus masih akan terjadi bila belom mencapai herd immunity. Imunitas komunal harus terbentuk dan ini hanya bisa dicapai dengan 80 persen orang di satu negara yang sudah di vaksin”, tegas Sandi.

Dari data kesehatan yang ada, bahwa warga dan atau lingkungan yang mayoritas sudah di vaksin maka tingkat kesembuhan lebih cepat, tidak gejala berat dan bahkan tidak bergejala atau OTG.

Terkait vaksinasi massal, ketua TAPPAI, Jahmada Girsang mempunya usulan yaitu dengan sistem Tempat Pemberian Vaksin (TPV) seperti TPS saat Pemilu. Ide ini sudah disampaikan melalui surat ke Presiden, Kememterian Kesehatan dan kordinator PPKM Jawa Bali Luhut Binsar Panjaitan. Percepatan vaksin dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pemilu, didirikan TPV di tiap RT dengan tenaga kesehatan terlatih.

“17 Agustus 2021 adalah peringatan 76 tahun Indonesia merdeka, jadi momentum ini kita gelorakan Merdeka dari Covid-19” tegasnya bersemangat.

Usulan Jahmada, di respon baik oleh Mas Menteri Sandi dengan menceritakan bagaimana proses vaksin di luar negeri sudah dapat dilakukan di sebuah mini market. Hal ini di alami putrinya yang bersekolah di luar negeri.

Untuk mewujudkan TPV tersebut, ungkap Sandi “Butuh sistem yang kuat, tenaga vaksin yang memadai, database yang lengkap dan ketersediaan vaksin. Contoh daerah yang cepat lakukan vaksin adalah Jakarta dan Bali”.

Sandi menginformasikan bahwa pemerintah juga memiliiiki target percepatan vaksin. Sebab ada agenda internasional yaitu Pertemuan G20 dimana Indonesia menjadi presiden G20 pada desember 2021 di Bali.

Sandi juga berpesan untuk wartawan yang tergabung dalam Pewarna Indonesia untuk memberikan narasi yang baik dan benar terkait program pemerintah untuk vaksinasi. “Dukungan media dalam pemberitaan dengan narasi yang baik dan benar terkait pentingnya vaksin untuk percepatan capaian kekebalan komunal”, kata yang akrab disapa Mas Menteri ini.

Jahmada menambahkan untuk mengingatkan dengan kata bijak, “bahwa dalam kondisi sekarang ini, jangan berpikir makan sendiri, keadaan sekarang forcemajeur, darurat”, katanya.

Sandi optimis Indonesia emas akan tercapai. Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur. “Adaptasi pariwisata setelah pandemi berakhir lebih kepada personalize, customize, localize, dan smaller in size”, jelasnya.

Untuk mengahiri wawancara, Sandi kembali berpantun.
“Kalo cuaca mendung paling enak makan mie, yang paket jumbo dan telurnya dua, mari bersama berjuang melawan pandemi, bersama Pewarna Indonesia bangkit”.
APM

Link lengkah hasil wawancara dengan Mas Menteri:

Tinggalkan Balasan

All Rights Reserved 2023.
Proudly powered by WordPress | Theme: Refined News by Candid Themes.
error: Content is protected !!