Malang, jangkarpena.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional mengenalkan Teknik Analisis Nuklir (TAN) kepada mahasiswa untuk riset terkait mengatasi permasalahan pencemaran udara.
Hal itu disampaikan oleh Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN), Indah Kusmartini, saat menerima kunjungan mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang dilaksanakan pada Selasa (14/52024).
“Dengan menggunakan Analisis Aktivasi Neutron (AAN), kita dapat mendeteksi unsur yang terkandung di udara terutama logam berat seperti Pb berukuran PM2,5. Dimana apabila dengan teknologi non nuklir hanya dapat mendeteksi PM10. Parameter utama pencemaran udara yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan adalah partikulat udara halus berukuran sangat kecil sampai orde mikro-meter yakni kurang dari 2,5 µm (PM 2,5),” ujar Indah dikutip dari keterangan tertulis www.brin.go.id, Kamis (16/5/2024).
Indah mengatakan bahwa BRIN saat ini tengah mengembangkan riset terkait pencemaran lingkungan di daerah industri dan perkotaan berbasis Teknik Nuklir di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa kegiatan kajian dan pemantauan kualitas udara ambien ini telah dilakukan di 17 kota, yakni Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dengan dua lokasi, Medan, Pekanbaru, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Denpasar dan Mataram.
“Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama antara BRIN dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi atau Kota,” ujarnya.
BRIN juga tengah melakukan riset untuk lingkungan dengan menemukan proses pembuatan bijih dan produk cetak plastik ramah lingkungan dari kopolimer emulsi iradiasi patimonomer vinil-lateks karet alam melalui pembuatan plastik Ramah lingkungan.
“Teknologi nuklir juga bisa menjadi salah satu solusi untuk mengendalikan terjadinya erosi tanah dengan cara melacak pergerakan tanah dengan menggunakan radionuklida tertentu sebagai pelacak (tracer) dan kemudian menilai erosi tanah pada skala spasial dan temporal yang berbeda. Metode ini efektif dalam melacak redistribusi tanah karena erosi,” ujar Indah.
Dosen Mata Kuliah Energi Terbarukan UIN Malang, Abdul Basid, menyampaikan tujuannya melakukan kunjungan ke BRIN Kawasan Kerja Tamansari ini untuk menambah pemahaman mahasiswa dalam bidang nuklir. Kunjungan tersebut diikuti oleh 50 mahasiswa dari UIN Malang.
“Sebanyak 50 mahasiswa ini melakukan kunjungan dengan harapan dapat meningkatkan wawasan mahasiswa serta pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Abdul.(xxx)