Batu, Jangkarpena.com – Seiring dengan perkembangan Kota Batu atau sering di sebut Kota Wisata Batu (KWB), banyak bermunculan cafe bagai cendawan tumbuh di musim hujan. Hampir di setiap sudut KWB bermunculan cafe dengan berbagai konsep, ada cafe bergaya moderen, klasik dan sebagainya dengan berbagai menu andalannya.
Bagi para pemburu kuliner yang sekaligus mencari suasana yang asik. Ada satu tempat di KWB tepatnya di desa Srebet Pesanggrahan, ada cafe dengan konsep endeso (red. kampung) yang menyediakan menu makanan dan jajanan endoso. Namanya “De Pojok” letaknya memang ada di pojok perempatan antara Jl. Sakura, Jl. Sudirman, Jl. Suropati dan jalan menuju ke kaki gunung Panderman. Lokasinya gampang ditemukan, meskipun seseorang baru pertama kali berkunjung ke KWB.
Ada beberapa menu andalan di De Pojok di antaranya ada Pojok Soto, Pojok nasi Bebek, pojok ayam bakar dan ada juga Pojok jajanan endeso (baca: ajanan daerah). Selain itu ada juga kopi racik khas endeso/kampung. Kalau berkunjung di sini jangan lupa coba KOPI ENDESOnya (kopi kampung racik)
Selain pojok kuliner di sini juga ada pojok antik. Di pojok antik ini tampak berbagai barang-antik koleksi dari pak Trisno budi sayang pemilik. Selain pojok antik, De Pojok juga menyediakan pojok bonsai yang siap memanjakan bagi para penggemar tanaman imut-imut ini.
Menurut salah satu pengelolah De Pojok, “Bonsai-Bonsai ini biasa untuk pameran, tapi kalau ada yang minat bisa juga dibeli.’ Harga pas bisa langsung dibawa pulang.
Dari pantauan media Pelita Nusantara Group. Pelanggan De Pojak selain dari warga sekitar KWB kalau pagi ada juga para ASN dan para wisatawan yang datang untuk sarapan. Pada malam hari bisanya diramaikan dengan para mahasiswa atau pelajar yang kost atau tinggal di KWB. Menurut pengelolah, pagi mereka buka sampai pukul 12.00 wib dan buka kembali jam 17.00 – 22.00 wib.
Masalah harga jangan ditanya, yang jelas tidak menguras kantong. Seorang wisatawan dari Jakarta sempat terbelalak ketika akan bayar makan, minuman dan jajanan yang dimakan dan dibungkus sangat amat terjangkau. Sampai wisatawan itu bertanya untuk memastikan, “Serius…. 5 porsi makanan, minum dan jajanan hanya segini. Aku kira sudah tigaratusan?” Ujarnya pada media Pelita Nusantara Group.
Konsep cafe Dengan Pojok pak Trisno budi ini juga sedikit banyak telah membantu UMKM kuliner Kota Wisata Batu untuk bersaing dengan cafe-cafe moderen yang ada. Semoga ada “Trisno budi” lain yang mengembang Cafe berkonsep endeso di sudut lain Kota Wisata Batu. Selain itu semoga ada perhatian dari Pemkot Batu buat pelaku-pelaku kuliner lokal berkonsep endoso ini untuk dapat meningkatkan kualitas, guna dapat bersaing dengan cafe-cafe yang menjamur di Kota Wisata Batu. (QQ)