Amuntai, Jangkarpena.com – Pembuatan perahu jukung masih terus dipertahankan oleh sejumlah masyarakat di Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan sampai saat ini, salah satunya masyarakat di Desa Tapus Kecamatan Amuntai Tengah.
H. Atta, pembuat perahu jukung di Desa Tapus mengatakan, dirinya sudah menggeluti usaha membuat perahu jukung dari tahun 1990 sampai saat ini. Usaha yang ia jalani ini adalah usaha satu – satunya yang dimiliki untuk menghidupi keluarga.
“Alhamdulillah, sudah 31 tahun menjalankan usaha membuat jukung, dari usaha ini saya dan keluarga mendapatkan penghasilan untuk biaya hidup,” ucap dia, Sabtu (13/3/2021).
Harga perahu jukung yang dijual sangat bervariasi, tergantung ukuran setiap perahu yang dibeli, untuk ukuran 5 meter perahu jukung kecil dibandrol kisaran Rp2 juta sedangkan untuk ukuran 6 – 7 meter harganya Rp3,5 juta sampai Rp4 juta.
Atta juga mengatakan, untuk bahan baku pembuatan perahu jukung ini menggunakan bahan kayu ulin yang diperoleh dari penjual di daerah Amuntai sendiri.
“Kayu ulin kita beli dari penjual di dekat daerah sini, kita pilih kayu ulin karena kekuatan dan keawetannya, sehingga jukung yang saya buat bisa bertahan sampai 20 tahun bahkan lebih.” ujarnya.
Ia juga menambahkan, untuk minat masyarakat terhadap jukung tidak berbeda dari dulu hingga sekarang.
“Sampai saat ini bisa dikatakan pesanan selalu ada, baik untuk daerah Amuntai hingga luar daerah, mungkin karena kebutuhan masyarakat serta wilayah kita yang kebanyakan rawa dan sungai,” tutup dia.(Romo/Jangkarpena.com)