Jakarta, Bidik-nusantaranews.com Perjalanan Gereja Pimpinan Rohkudus Yahweh (GPRY) sempat terjadi polemik terkait persoalan yang terjadi setahun belakangan ini. Hal itu terjadi karena adanya indikasi pelanggaran kesepakatan oleh ketua umum sinode GPRY yang lalu lantaran ada kesan memaksakan untuk menggelar musyawarah nasional (Munas) bertempat di Wisma Samadi 22-23 Mei 2023 yang tidak sesuai dengan hasil keputusan rapat pimpinan.
Padahal Menurut Pdt. Nixon Samarinang S.Th sekretaris dewan Pembina musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) awalnya sebelum mengadakan Munas, sudah terlebih dulu menggelar rapat pimpinan (Rapim) yang dilakukan secara daring sebanyak tiga kali. Di mana hasil dari rapim tersebut memberikan dua opsi berkenaan dengan tempat penyelenggara munas. Pertama Manado dipilih sebagai tuan dan nyonya rumah dalam hal ini Majelis Daerah (MD) Sulmal yang menjadi penyelenggara. Ke dua Munas digelar di Jakarta dengan tuan rumah MD Jakarta, Jawa Barat dan Banten (Jabarten) menjadi penyelenggara.
Rapim yang digelar sebanyak tiga kali secara daring tersebut menghasilkan keputusan secara mayoritas mendukung Manado sebagai penyelenggara Munas. Nah, lanjut Nixon Sr tetapi berjalannya waktu MD Jabarten yang mengusulkan diri menjadi penyelenggara untuk Munas itu menarik diri dengan mengirimkan surat pencabutan sebagai tuan rumah penyelenggara Munas GPRY.
Di dalam surat dari Jabarten yang ditujukan ke majelis pusat sinode (MPS) menyerahkan Manado sebagai tempat penyelengara Munas untuk tahun 2023. Namun ternyata justru oleh Pdt. Remedy Panggabean sebagai ketua umum sinode saat itu terkesan memaksakan kehendak dengan membuat Surat keputusan (SK) penunjukan Jakarta utk menyelenggarakan Munas yang sedianya diadakan tanggal 22-23 Mei 2023 di wisma Samadi.
Dengan menggelar munas yang tidak sesuai dengan keputusan Rapim tentang tuan rumah dan ketentuan lainnya. Pada saat yang sama GPRY yang ada di kota Manado dan beberapa daerah lainnya juga menggelar Munas di Langowan sesuai dengan hasil Rapim tersebut.
Kemudian penyelenggaraan Munas Jakarta menghasilkan Pdt. Remedy Panggabean M.Th sebagai ketua sinode dengan cara diundi, sedangkan penyelenggaraan Munas di Langowan menghasilkan Pdt Ober Mawati M.Th sebagai ketua sinode menurut petunjuk Roh.
Dengan kondisi seperti itulah pihak dirjen mengetahui ada persoalan internal yang terjadi di GPRY, Inilah awal muasal sehingga terjadi tarik menarik kepemimpinan ditubuh GPRY, sehingga dirjen mencoba menjadi mediator untuk memediasi kedua belah pihak, tetapi sampai tiga kali mediasi tetap tidak menemukan kata SEPAKAT. Sehingga pihak dirjen mengembalikan persoalan ini kepada internal GPRY untuk diselesaikan.
Dan berjalannya waktu karena terjadi dualisme kepemimpinan ditubuh GPRY maka 3/4 sidang lokal yang ada ditubuh GPRY mendesak untuk dilakukan MUNASLUB (Musyawarah nasional luar biasa ) sebagai solusi untuk kembali menyatukan GPRY, tetapi sayang menurut paparan Pdt Nixon Sr ternyata pihak Pdt Remedy Panggabean tidak mau mendukung MUNASLUB sebagai jalan penyelesaian menurut mekanisme organisasi. Sehingga Munaslub yang diadakan di Langowan Sulawesi Utara tanggal 6-7 November 2023 tidak dihadiri oleh pihak Pdt. Remedy Panggabean.
Dalam munaslub yang dihadiri melebih ¾ anggota sinode GPRY tersebut terpilihlah Pdt. Ober Mawati menjadi ketua umum sinode versi Munaslub Manado. Dan perlu diketahui bahwa pelaksanaan munaslub sendiri dihadiri Pembimas Kristen Sulut dan para pejabat daerah di Manado.
Namun, dalam perjalanannya tidak segera disahkan hasil dari munaslub tersebut oleh pihak dirjend Bimas Kristen Kementerian agama. “Bagi kami pengesahan kepengurusan ini bukan sekedar untuk kepentingan seseorang tetapi lebih dari menyelamatkan organisasi gereja agar mampu berperan dalam pelayanan pada umat’, tandas Nixon serius.
Diakui bahwa ada upaya-upaya keras untuk mencari titik temu penyelesaiaan ini seperti pertemuan pada tanggal 3 September 2023 di mana Pdt. Remedy Panggabean M.Th (ketua sinode hasil Munas Samadi Jakarta) dan Pdt. Daulat Ginting (sekertaris Majelis Pertimbangan hasil Munas Samadi) dan dari pihak Munaslub Langowan Manado, Pdt. Ober Mawati M.Th (ketua sinode hasil MUNASLUB Langowan), Pdt. Maxi Kesek S.Th. (Sekum hasil MUNASLUB) dan Pdt. Nixon Saraminang S.Th (Sekertaris dewan pembina hasil MUNASLUB), dengan harapan dengan pertemuan itu menghasilkan kesepakatan bersama sehingga gereja sebagai ladang pelayanan itu masih tetap menyatu.
Nixon menceritakan dalam sebuah mediasi ditawarkan bergantian dalam memimpin sinode GPRY di mana lima tahun ini Pdt Ober Mawati sebagai ketua umum sinode sedangkan Remedy Panggabean sebagai Dewan Pembina yang diberikan kewenangan bisa mengambil tindakan kepada ketua umum jika melanggar aturan. Barulah lima tahun berikutnya Pdt. Remedy Panggabean sebagai ketua sinode, dan Pdt Ober Mawati sebagi Ketua dewan pembina, itupun kandas tidak ada kesepakatan imbuh Nixon.
Tak mau menyerah dengan kondisi tersebut pihak pengurus dari hasil munaslub antaranya Hengky Go, Pdt. Maxi Kesek S.Th. (Sekum hasil MUNASLUB) dan Pdt. Nixon Saraminang S.Th (Sekertaris dewan pembina hasil MUNASLUB) terus meminta kejelasan dari dirjen. Dan akhirnya berbuah manis setelah pihak dirjen dalam hal ini Jean Tulung mengesahkan akte GPRY di kantor dirjen Bimas Kristen di Jalan Thamrin Jakarta, Rabu 11 September 2024 ditandai dengan pemberian stempel di akta notaris. Dalam pengesahan tersebut pihak pengurus GPRY hasil munaslub hadir antaranya Hengky Go, Pdt. Maxi Kesek S.Th. (Sekum hasil MUNASLUB), Pdt. Nixon Saraminang S.Th (Sekertaris dewan pembina hasil MUNASLUB), Pdt. Katrin Longkutoi sebagai Ketua Daerah Sulawesi Maluku) dan. Ibu Pdt. Fiane Dien sebagai Depertemen anak.
Dengan mendapatkan pengesahan ini, Nixon berharap pihak Dirjen bimas Kristen dapat menjadi partner gereja (GPRY) dan bersinergi dalam menjalankan misi TUHAN untuk menjadi berkat bagi bangsa kemudian melalui proses lika liku organisasi yang panjang, diharapkan kedepan GPRY tetap saling merangkul dan bersatu untuk menjalankan visi Tuhan.
“Mari bersama tanpa harus memegahkan diri tetapi apa yang kita lakukan ini semata untuk kebesaran Bapa Yahweh”, ujarnya berharap. Untuk itu dalam menggerakan roda organisasi program terdekat yaitu merapatkan barisan melalui Rapat kerja nasional (RAKERNAS), dengan harapan melalui RAKERNAS ini dapat menghasilkan program jangka pendek yang memberi dampak positif bagi perkembangan GPRY secara menyeluruh dan dapat bersinergi dengan gereja-gereja yang ada di Indonesia [R_KFS74D]