SUMEDANG – Kepala Bidang Kebudayaan pada Disparbudpora Kabupaten Sumedang, Moch Budi Akbar, kembali mengingatkan pentingnya melestarikan sektor kebudayaan yang akan menjadi kesejahteraan secara berkelanjutan bagi kehidupan manusia. Menurutnya dengan melestarikan budaya maka secara otomatis meningkatkan wisata juga.
“Dengan melestarikan warisan budaya yang ada menciptakan budaya yang baru, pariwisata insya Allah akan mengikuti nantinya,” kata Budi, Senin (2/9/2024).
Budi menggambarkan, Seni Larung (Mulasara Tembong Agung) di Basisir Cimareme, Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, yang digelar pada Sabtu 31 Agustus 2024. Menurut Budi tradisi Larung harus dilestarikan dari masa ke masa sehingga manfaatnya benar-benar terasa terutama untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami sudah punya kekuatan, sudah memiliki Perda Nomor 7/2015 tentang struktur bangunan dan Kawasan cagar budaya, dan yang kedua Perda Nomor 1/2020,” ujarnya.
Tradisi Larung sendiri dilakukan dengan cara diskusi hingga penampilan seni yang diawali tarian umbul. Kemudian dilanjutkan dengan seni angklung buncis dan terakhir ditutup dengan seni terebang yang menceritakan perjalanan sosok Prabu Aji Putih.
“Selain menabur sesajen dan bunga di perairan Jatigede sebagai pertanda mendoakan leluhur yang makamnya sudah tenggelam oleh Bendungan Jatigede, juga diisi dengan penanaman benih ikan. Pengunjung pun bisa melihat langsung matahari terbenam di antara celah-celah gunung yang mengelilingi kawasan Basisir Cimareme,” tuturnya.(*)