Jakarta, Jangkarpena.com – Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Madu Teran menghadiri Forum Indikasi Geografis Nasional di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (12/06/24) lalu. MPIG Madu Teran menjadi satu-satunya perwakilan Kabupaten Belitung Timur (Beltim) dalam perhelatan yang sekaligus dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia.
Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly membuka secara langsung Forum Indikasi Geografis Nasional yang berlangsung selama dua hari, yakni dari 12 hingga 13 Juni 2024. Forum ini dihadiri kurang lebih 500 orang, yang terdiri atas perwakilan kementerian/lembaga terkait, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Indikasi Geografis (IG) Terdaftar, perguruan tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan dan industri yang memiliki paten terdaftar, perwakilan kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM dan perwakilan MPIG.
Dalam sambutannya, Yasonna mengatakan Indonesia memiliki potensi kekayaan intelektual yang bersifat komunal, yaitu IG yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi wilayah. Sehingga pentingnya sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang saling bergantung satu sama lain sebagai satu kesatuan guna mewujudkan hal tersebut.
Di samping itu, politisi PDIP ini menambahkan hingga saat ini masih sedikit IG terdaftar jika dibandingkan dengan besarnya potensi SDM dan SDA di Indonesia. Padahal menurutnya dengan adanya IG terdaftar, selain dapat meningkatkan nilai jual suatu produk, juga dapat meningkatkan pendapatan produsen produk daerah asal, membuka kesempatan bersaing di pasar nasional dan internasional, hingga membuka peluang ekspor yang lebih luas.
Dihubungi melalui Whatsapp, Rabu (19/06/2024), Ketua MPIG Madu Teran, Hasbullah mengatakan MPIG Madu Teran mewakili Kabupaten Beltim dalam Forum Indikasi Geografis Nasional karena baru satu-satunya MPIG yang terbentuk di Kabupaten Beltim melalui Surat Keputusan Bupati Beltim Nomor 188.45-533 Tahun 2022 dengan mengangkat komoditas Madu Teran (Stingless Bee Jenis Heterotrigona Itama). Terbentuknya MPIG Madu Teran juga merupakan sinergi dari segenap stakeholder yang peduli terhadap IG.
“Alhamdulillah MPIG Madu Teran terbentuk berkat kerja bersama antara Kanwil Hukum dan HAM, Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Beltim, Bappelitbangda Kabupaten Beltim sebagai Lead Penelitian (Uji Lab), IPB sebagai Ekspert Penelitian, Asosiasi Perlebahan Indonesia, Masyarakat Pembudidaya Madu Teran Belitong Timur, Pihak Swasta serta Dinas terkait,” jelas Kik Tapa sapaan akrab Hasbullah.
Kik Tapa menambahkan IG dapat menjadi aset nasional yang berharga, sehingga dengan adanya Forum Indikasi Geografis Nasional dapat menjadi momentum kepedulian bagi stakeholder dalam upaya pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menggerakkan pembentukan MPIG pada komoditas lokal lainnya.
“Kami sebagai pengurus dan anggota MPIG ingin mengembangkan komoditas madu teran sebagai kebanggaan bersama dan mampu berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat,” tambah Kik Tapa.
Kik Tapa juga mengajak kepada komunitas-komunitas lainnya untuk berkontribusi bersama, memberdayakan dan mempromosikan komoditas lokal mejadi kebanggaan dunia.
“Mari bersama-sama bertumbuh dalam ranah Indikasi Geografis, sehingga kedepannya seperti minum madu murni tidak lagi hanya dari madu hutan dari sunggauan ataupun dari sambitan, akan tetapi dari madu teran yang menjadi kebanggaan bersama,” ajaknya.
Selain Forum Indikasi Geografis Nasional, Temu Bisnis dan Apresiasi Insan Kekayaan Intelektual 2024, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan stand-stand komoditas MPIG seluruh Indonesia. (Aj)