Banjarmasin – Suasana penuh kekeluargaan dan keakraban sangat terasa pada acara silaturahmi antar Ormas asli Kalimantan yakni Boraq Tapin dan Dayak Kulawarga Borneo (DKB) dari Kal-Sel, Mandau Apang Baludang Bulau (MABB) dari Kalimantan Tengah , Barisan Inti Dayak Asli Kalimantan (BIDAK) dari Kalimantan Timur dan Komunitas Kamang dari Kal-Bar, bertempat di Sekretariat Boraq Tapin dan DKB di Batulicin Kab.Tanah Bumbu. Minggu (30/1/2022).
“Pertemuan seperti ini merupakan sarana mempererat ikatan persaudaraan antar ormas Dayak di Kalimantan, bahkan ini merupakan pertemuan antar 4 (empat) Provinsi di Kalimantan yakni Kal-Sel sebagai tuan rumah, kemudian ada dari Kalimantan Tengah , Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.” Ucap Bang Edy Mankin yang dikenal Pangkalima BIDAK bersama Bapak Endricoperni, Ketua DAD Kab.Tanah Bumbu.
Menurut Haji Nordin selaku Ketua Boraq Tapin dan Muhammad Yusman selaku Sekretaris Dayak Kulawarga Borneo, menyampaikan “Sebetulnya pertemuan ini sebagai pencurah kerinduan kami dengan saudara-saudara kami dari berbagai Provinsi di Kalimantan, yang selama ini kami hanya berkomunikasi lewat telepon atau video call oleh karena jarak yang jauh dan kondisi pandemi, sehingga dengan bertemu hari ini kami selaku tuan rumah sangat senang atas kesediaan saudara kami dapat berhadir di Sekretariat kami di Batulicin.”
“Kami sangat mengapresiasi dan sangat berterima kasih kepada Ormas Boraq Tapin dan Dayak Kulawarga Borneo (DKB) telah memfasilitasi pertemuan ini, disini kami berkumpul menyatukan hati dan pikiran kami dalam menjaga dan merawat adat, budaya dan tanah leluhur kami Kalimantan dari gangguan pihak manapun.”Terang Eter Pambudi, Ketua MABB Kalimantan Tengah.
Menurut Pangkalima Kamang dari Kalimantan Barat, “kami Dayak punya prinsip atau mengambil nilai filosofi seperti kayu bakar, dimana kami masing-masing provinsi itu seperti 1 potong kayu yang kemudian disatukan menjadi tumpukan kayu yang apabila dimantik dengan api akan lebih mudah terbakar dan membara, begitulah semangat kami apabila dibakar akan menjadi bara api atau semangat yang berkobar-kobar.”
“Begitupun ketika ada yang menginjak-injak kehormatan kami atau mengatakan kami dengan sebutan “monyet” dan tanah leluhur kami dikatakan “tempat jin buang anak”, maka telah membakar semangat kami semua untuk meminta pertanggungjawaban dari orang yang mengatakan kata demikian yaitu saudara Edy Mulyadi.” Terang Semua Ormas dalam pernyataan sikapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dihadiri pula oleh Pangkalima (Panglima) Tasik dari Kalimantan Tengah, Pangkalima Kahui Kalteng, Pangkalima Ramang Kalimantan Tengah, Pangkalima BIDAK Kalalimantan Timur dan Pangkalima Kamang dari Kalimantan Barat. (Yus)