PERINGATI HUT KE 6, VOX POINT INDONESIA GELAR SILAHTURAHMI KEBANGSAAN

PERINGATI HUT KE 6, VOX POINT INDONESIA GELAR SILAHTURAHMI KEBANGSAAN

Spread the love

JAKARTA – Dalam rangka HUT ke 6, Vox Point Indonesia menggelar ‘Silahturahmi Kebangsaan’ dengan tema Bersatu Membangun Negeri, Berkarya Merawat Kebhinekaan” dan Sub Tema, “Bertumbuh Berkontribusi dan Bersinergi Merajut Keberagaman demi Gereja dan NKRI, hari ini, Senin (23/05) di Hotel Novotel Cikini, Jakarta Pusat.

Lagu Indonesia tanah air beta, tarian daerah dari Papua mewarnai awal acara yang dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Hadir juga beberapa Pimpinan Parpol diantaranya Presiden PKS Achmad Syaiku, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan beberapa anggota DPR RI, DPRD. Terlihat hadir, anggota DPD RI dari Sulawesi Utara Maya Rumantir, beberapa pengamat politik, dan berbagai pimpinan ormas, termasuk pimpinan Ormas yang tergabung dalam Aliansi Perdamaian dan Keadilan (Perekad) yaitu; Ketua Umum API Brigjen (Purn) Harsanto Adi, Ketum MUKI Djasarmen Purba, Ketum Pewarna Yusuf Mujiono, Ketum PMKIT Louis Pakaila, Ketum PIM Dwi Urip Premono, Sekjen PPHKI Hasudungan Manurung


Setelah penjelasan terkait sepak terjang Vox Point Indonesia sebagai Ormas Katolik yang perkenalan Pengurus Pusat dan Pengurus daerah baik yang hadir onsite maupun online, Acara dibuka dengan menyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Vox Point Indonesia, dilanjutkan doa lintas agama, dan sambutan-sambutan. Pemukulan Gong sebanyak lima kali oleh Romo Hans Jeharut Pr., Sekretaris eksekutif KWI Pusat, menandakan acara Silaturahmi Kebangsaan dibuka secara resmi.


Ketua Umum Vox Point’ Indonesia Handoyo Budhisejati dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan atas berbagai permasalahan bangsa khususnya perpecahan bangsa akibat pilpres dan pilkada. Menyikapi ini, Vox Point Indonesia menyampaikan beberapa himbauan.


“Perkenankan Vox Point Indonesia menyampaikan beberapa himbauan; satu, hendaknya semangat serta rasa persatuan dan kesatuan sebagai penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila harus menjadi pedoman bagi kita semua,” sebut Ketum Vox Point Indonesia ini.


“Kedua, setiap pimpinan partai politik, pimpinan lintas agama, ormas, perkumpulan, institusi, paguyuban, komunitas dapat meneduhkan suasana sosial politik yang sedang tidak kondusif ini, dengan memberikan pengertian pada warga masyarakat dimanapun kita berada,” sebutnya lagi.

Pesan yang ketiga, Ketum Vox Point Indonesia yang juga Dewan Pengawas Pengurus Pusat Pewarna Indonesia meminta ketegasan dalam membuat peraturan untuk menjaga ujaran kebencian, serta tidak menjadi komoditas masyarakat yang dapat di politisasi demi kepentingan kelompok dan golongan yang bersifat parsial.


“Perlu peranan seluruh aparat penegak hukum untuk bertindak aktif dan tegas secara imparsial serta tidak memihak,” ujar Handoyo Budhisejati.
“Keempat, menjaga kerukunan antar warga sebagai sesama anak bangsa adalah sesuatu yang wajib kita lakukan bersama dan pemerintah harus bijak menghadapi dinamika politik yang terjadi ditengah masayarakat,” ujar handoyo lagi.

Pada poin kelima, disampaikan soal hukum yang harus jadi panglima demi keadilan masayarakat pencari hukum.

“Hukum harus menjadi panglima sehingga masyarakat pencari keadilan merasakan Indonesia sebagai negara hukum bukan negara kekuasaan,” tutup Handoyo mengakhiri sambutannya.

Pada sambutan yang lain, Rm. Antonius Suyadi Pr., sebagai Perwakilan Keuskupan Agung Jakarta, mengucapkan selamat ulang tahun ke 6 kepada Vox Point Indonesia sebagai organisasi katolik yang mewadahi umat katolik yang terjun dalam dunia politik.

“Semoga apa yang telah disumbangkan Vox Point Indonesia untuk membangun umat Katolik, untuk ambil bagian dalam pembangunan bangsa melalui politik yang bermartabat, taat berkonstitusi dan untuk kesejahteraan bersama. Anda mendasarkan iman yang kuat sebagai politisi katolik. Mari kita hormati keragaman kita satu dengan yang lain. Kita bangun persatuan bangsa yang baik dan mengisinya dengan hal yang baik untuk kepentingan bersama dan kelangsungan hidup bersama,” ungkap Romo Antonius.

Sementara Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta menyampaikan semangat entitas baru bangsa Indonesia yang unik dan perlu dijaga dalam semangat kebhinekaan tunggal ika. Menurutnya perbedaan adalah anugerah sementara bersatu adalah pilihan dan hasil kerja kita sehingga penting untuk bisa bersama-sama bekerja menjaga persatuan ini.

“Tentu dalam menjaga persatuan, menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain. Tapi tujuan dasarnya untuk persatuan ini tersu terjaga adalah hadirnya rasa keadilan sosial,” ungkapnya.

“Sangat sulit sekali membangun perasaan kesetaraan dalam ketimpangan. Sulit membangun perasaan persatuan didalam suasana yang timpang. Itu sulit sekali! Justru bangun perasaan kesetaraan, rasa keadilan, karena itulah cara kita untuk tetap menjaga persatuan,” uangkapnya lagi.

Lebih lanjut Anies mengatakan bahwa penting bagi kita semua yang berada dalam pemegang kewenangan untuk menomorsatukan hadirnya rasa keadilan. Karena dengan hadir rasa keadilan itu, maka yang berbeda-beda, bisa terus terjaga persatuannya karena ada rasa keadilan.

“Ini menjadi pesan bagi kita semua, dan kita harus rayakan perasaan persatuan ini sebagai kekuatan kita. Ada banyak bangsa yang jauh lebih bhineka tapi mereka tidak memiliki ikatan persatuan seperti kita. Ini adalah sebuah bekal yang harus kita jaga sama-sama. Warna-warni dari Indonesia ini hanya jadi indah Ketika ada persautan. Warna-warni itu tidak nampak indah kalau tidak ada persatuan. Dan persatuan bisa dipertahankan bila ada rasa keadilan sosial,” pungkasnya.

Persembahan marawis dari NU menghiasai acara Silaturahmi kebangsaan. Sementara talkshaw kebangsaan menjadi bagian akhir dari acara yang berlangsung secara hybrid ini. (Anna Kezia)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!