JANGKARPENA.COM
Menilik 4 tahun ke belakang, tahun 2020, tahun di mana penulis baru saja menyelesaikan studinya di kota besar di Pulau Jawa, dan memutuskan untuk kembali ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Masih teringat jelas, culture shock dalam hal berbelanja atau jajan sempat begitu terasa. Di mana sebelumnya, di kota perantauan, semua serba digital dan serba cashless membuat penulis mau tidak mau beradaptasi ulang harus membawa uang tunai setiap hendak pergi kemana-mana semenjak kembali menjadi warga Bumi Serumpun Sebalai ini.
Kebiasaan sering lupa ambil cash atau lupa bawa dompet, benar-benar menjadi momok bagi penulis. Bagaimana tidak, penulis terlalu terbiasa pergi hanya membawa smartphone plus kartu debit atm saja. Ujung-ujungnya pusing sendiri, ketika para penjual menjawab “tidak bisa debit”, atau pun “tidak bisa Qris”, serta “tidak bisa transfer”.
Harus diakui memang tidak semua orang mau memiliki akun di bank atau membuka tabungan. Karena kebanyakan pasti mager untuk membuatnya karena harus mengurus administrasi yang memang agak sedikit merepotkan. Ya, contohnya harus membawa ktp, npwp, dan lainnya. Pedagang kecil alias UMKM pun juga enggan tentunya berurusan dengan Qris, ataupun alat untuk gesek kartu debit.
Tapi, tidak dengan sekarang, dari tahun ke tahun, Babel terus merangkak mengikuti perkembangan teknologi, khususnya dalam hal kepraktisan untuk bayar-membayar (dompet digital). Sekarang di setiap merchant, baik itu cafe yang besar atau pun penjual kecil-kecilan seperti es teh di pinggir jalan sudah difasilitasi barcode Qris.
Gimana nggak? Transaksi sistem pembayaran elektronik di Babel pada periode triwulan IV 2023 tumbuh meningkat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan di hampir semua kanal pembayaran baik QRIS, Uang Elektronik (UE), Kartu Kredit (KK) dan kartu ATM dan Debet.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung, Rommy Sariu Tamawiwy, mengatakan, akseptasi QRIS di Babel pada periode laporan mengalami peningkatan. Nominal transaksi QRIS pada triwulan IV 2023 sebesar Rp161,6 miliar dengan volume transaksi mencapai 1.005.230 atau masing-masing tumbuh 227% (yoy) dan 206% (yoy). Yang mana peningkatan transaksi QRIS di Kep. Babel tersebut didukung oleh peningkatan jumlah merchant QRIS yang mencapai 148.148 dan penambahan pengguna baru QRIS pada triwulan IV 2023 mencapai 19.711 dengan total Pengguna QRIS hingga tahun 2023 mencapai 175.628.
Kabar seperti ini memang menjadi angin segar, selain menjadi harapan yang baik, juga tentunya bisa mempermudah masyarakat. Kecakapan digital dalam menggunakan dompet digital tentu sangatlah baik. Ini juga bisa membawa masyarakat Babel menjadi lebih modern, dan tidak kaget lagi apabila nanti harus main-main ke daerah yang sudah serba digital.
Penulis : Intan Pitaloka