Tulungagung – Polemik antara pihak sekolah yang disebabkan oleh sebuah Peristiwa penghalangan yang dilakukan oleh guru kelas 4a ketika salah satu wali murid ingin bertemu anaknya tidak diperbolehkan, berbuntut panjang.Pihak sekolah telah melakukan langkah komunikasi persuasif diantara pihak pihak yang tercatut akibat peristiwa ini, antara lain LU( guru kelas), SO(kasek) ,dan H Fajar sebagai seorang wali murid yang merasa dirugikan secara immaterial, dari mediasi yang dilakukan disekolah kamis(17/11/22)kepala sekolah MI Jatisalam yang dinaungi oleh yayasan Banu Ibrahim, mengaku sudah dilakukan mediasi kesua belah pihak dan dianggap selesai, ” Kami mohon H Nasrul fajar untuk tidak melanjutkan ke PSAI, sebab semua telah selesai, tetapi apabila ada panggilan kami siap datang untuk menjelaskannya,sebab ini persoalan miskomunikasi dan semua pihak bisa memahami meskipun haji fajar tetap pada posisi mempertimbangkan ” jelas kepala sekolah melalui sambungan telepon whattsaps,jumat(18/11/22).
Pada hari yang sama, Nasrul fajar ketika ditemui oleh awak media menjelaskan bahwa benar sudah ketemu dengan kepala sekolah, wali kelas LU ,bahkan bertemu dengan putrinya, ” pertemuan antara saya, Kepala sekolah,dan LU sebagai wali kelas sudah dilakukan dalam rangkaian mediasi sudah dilakukan,tetapi semua masih saya pertimbangkan, kalo secara pidana umum saya sudah menarik niat saya, tetapi kalo unsur Immaterial masih saya lanjutkan”, paparnya.
Ketika dikonfirmasi oleh Jangkarpena, mengenai pengaduannya ke PSAI, Nasrul Fajar mengatakan dengan serius,kalo hal ini harus kulakukan biar menjadi perhatian sekolah dan pihak pihak yang terlibat di persoalan ini, ” saya tetap ke PSAI sebab mediasi akan lebih arif dan bijak akan terjadi ” imbuhnya, ( hur, /bersambung)
