Jakarta – JP NEWS Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (8/3) siang. Mereka menolak pemilu dengan sistem proporsional tertutup atau pemilih hanya mencoblos partai politik.
Unjuk rasa digelar bertepatan dengan sidang gugatan terhadap perkara Nomor 114/PUU-XX/2022 terkait uji materi UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 soal aturan sistem pemilu proporsional terbuka.
“Dengan pemilu sistem terbuka, rakyat bisa terlibat aktif mengakses dan mengkoreksi siapapun calonnya. Akan tetapi, kalau tertutup pada akhirnya rakyat dibatasi,” ujar Ketua DPP PSI Furqan Amini M. Chan.
Dalam aksi unjuk rasa hari ini, kader PSI membawa karung, kardus hitam, serta boneka kucing. Menurut Furqan, hal tersebut merupakan simbol dari sistem pemilu proporsional tertutup.
“Kami berdiri di sini, 15 orang dengan kardus hitam di kepala. Kardus hitam sebagai simbol demokrasi akan ditutup aksesnya oleh para elite melalui proses gugatan ke MK,” tuturnya.
Ia menegaskan jangan sampai negara memaksa rakyat memilih calon-calon legislatif yang duduk di parlemen seperti memilih kucing dalam karung.
Furqan mengatakan sistem proporsional tertutup hanya akan menghasilkan boneka-boneka untuk rakyat.
Disela aksi salah seorang kader PSI dari Kota Bekasi Sri Endang Saragih,S.K.M.,RFP. ketika ditanya oleh Awak Media bahwa Proporsional tertutup mencederai Demokrasi dan menghianati rakyat, dimana 98 kita sama sama memperjuangkan agar demokrasi di Negeri ini terwujud sesuai kedaulatan dan amanah UUD, loh ko anehnya ada keinginan untuk proporsional tertutup dengan berbagai macam alasan,ujar wanita yang yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Pondok Melati kota bekasi kepada awak media (Romo)