UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta menggandeng Bank BPD DIY untuk mendukung program gandeng gendong di masyarakat. Dukungan itu diwujudkan dengan pemberian bantuan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TSLP) dari Bank BPD DIY untuk program gandeng gendong. Bantuan itu menyasar sektor sosial, pendidikan, ekonomi dan lingkungan hidup di Kota Yogyakarta.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan mewakili Pemkot Yogyakarta dan masyarakat mengapresiasi Bank BPD DIY yang telah memberikan bantuan TSLP atau corporate social responsibility (CSR) untuk program gandeng gendong. Bantuan CSR Bank BPD DIY itu membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan di Kota Yogyakarta.
“Yang pasti apa yang dilakukan Bank BPD DIY melalui TSLP membantu kepentingan-kepentingan yang menjadi tanggung jawab kami di Kota Yogyakarta. Mudah-mudahan bisa ikut membantu permasalahan yang di Kota Yogyakarta,” kata Sugeng saat serah terima bantuan TSLP Gandeng Gendong di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (25/6/2024).
Dalam kesempatan itu diserahkan bantuan TSLP Gandeng Gendong dari Bank BPD DIY kepada Pemkot Yogyakarta untuk disalurkan ke masyarakat. Total bantuan TSLP dari Bank BPD DIY mencapai sekitar Rp 710 juta. Bantuan itu dialokasikan untuk 4 kategori yaitu sosial, pendidikan, ekonomi dan lingkungan hidup.
“Soal kemiskinan yang kita sentuh yang hampir miskin. Manakala ada anggota keluarga yang sakit masuk rumah sakit langsung indikatornya menjadi miskin. Sebenarnya kita sedang menyeimbangkan antara yang kaya dan miskin,” paparnya.
Sugeng menegaskan sektor pendidikan adalah aset majunya daerah. Pendidikan juga menjadi modal utama untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih karena bantuan CSR Bank BPD DIY terkait lingkungan hidup juga untuk membantu penanganan sampah di Kota Yogyakarta. “Kami akan optimalkan kepercayaan ini untuk kepentingan pembangunan di Kota Yogyakarta,” ujar Sugeng.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menambahkan TLSP gandeng gendong merupakan program rutin yang dilaksanakan Bank BPD DIY sejak 2018. Dia menjelaskan bantuan TSLP Gandeng Gendong dari Bank BPD DIY pada bidang sosial sekitar Rp 103,3 juta untuk perbaikan rumah tidak layak huni dan renovasi balai pertemuan warga. Bantuan bidang pendidikan sekitar Rp 15 juta untuk pengadaan sarana prasarana PAUD.
Sedangkan bidang ekonomi sekitar Rp 237,7 juta berupa bantuan pengadaan sarana prasarana pasar dan pengembangan pasar rakyat. Pada bidang lingkungan hidup sekitar Rp 353,9 juta berupa aktivasi dan pengembangan forum bank sampah pengembangan laboratorium pengelolaan sampah berbasis karbonasi dan penyediaan sarana prasarana pengelolaan sampah TPS3R. “Ini adalah wujud implementasi kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha untuk mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang maju, unggul dan sejahtera,” ucap Agus.
Sementara itu Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad menyampaikan kehadiran bank BPD DIY selain memberikan manfaat ekonomi sebagai bank umum, juga sebagai tanggung jawab sosial. Di mana sebagian dari keuntungan bank dikembalikan dalam bentuk dividen dan CSR. Menurutnya bantuan CSR menyasar sektor pendidikan karena penting untuk memperkuat generasi muda. Sektor ekonomi mendukung pertumbuhan Yogya dan lingkungan hidup penting untuk mendukung kota wisata.
“Harapan kami termasuk kemiskinan bisa kita angkat bersama-sama. Pada akhirnya bank akan mengembil manfaatnya saat ekonomi masyarakat kuat, lingkungan terjaga dan wisatawan datang ke Yogya. Mudah-mudahan CSR ini membawa manfaat kepada masyarakat,” tutur Santoso.
Salah satu penerima bantuan TSLP Gandeng Gendong dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta selaku Wakil Ketua II, Sri Martini menyambut baik bantuan TSLP Gandeng Gendong Bank BPD DIY. Bantuan akan digunakan untuk pengelolaan sampah organik dengan kandang maggot. “Kami senang sekali karena bisa melengkapi untuk kegiatan di Bank Sampah Induk Jogja. Selama ini Bank Sampah Induk Jogja baru mengelola sampah anorganik saja. Bantuan yang kita dapat hari ini akan kita gunakan untuk pengelolaan sampah organik dengan kandang maggot,” pungkas Sri.(Tri)