Stok Gas Melon Terpantau Aman Jelang Iduladha

Stok Gas Melon Terpantau Aman Jelang Iduladha

Spread the love

KOTA PEKALONGAN – Jelang Iduladha 1445 Hijriah, stok tabung LPG ukuran tiga kilogram (gas melon) di wilayah Kota Pekalongan dipastikan aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Harganya pun tetap alias tidak mengalami kenaikan.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan, Supriono, saat dihubungi di ruang kerjanya, Rabu (12/6/2024). Kepastian tersebut diperoleh usai pantauan langsung di SPBE Kota Pekalongan yang terletak di Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur.

“Setiap tahun Kota Pekalongan mendapat jatah empat jutaan lebih tabung. Untuk distribusi setiap bulan jumlahnya tidak disamakan, jadi bervariasi sesuai dengan momentum. Dan, sudah kami konfirmasi dengan pihak pertamina, selama ini distribusi lancar sesuai jatah yang diberikan, tidak ada pengurangan,” bebernya.

Dijelaskan Supriono menjelang momentum Hari Raya Iduladha, Pertamina akan menambah kuota tabung LPG tiga kilogram sebesar dua persen. Tambahan itu akan didistribusikan pada 15 dan 18 Juni 2024.

Terkait dengan laporan warga terkait kelangkaan gas melon di wilayah Pekalongan Selatan, Supriono menuturkan, hal tersebut merupakan dugaan karena adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap gas melon yang tidak diimbangi dengan percepatan waktu distribusi dari agen ke pengecer.

“Secara data suplai tidak ada pengurangan, jumlahnya tetap sehingga tidak dimungkinkan terjadi kelangkaan. Ini dimungkinkan karena volume penggunaan masyarakat lebih tinggi, sedangkan waktu distribusi ini konstan atau tetap. Hal inilah yang membuat masyarakat mungkin merasa langka,” ungkapnya.

Selain itu, imbuhnya, jumlah pangkalan di wilayah Pekalongan Timur lebih banyak daripada Pekalongan Selatan.

Dikatakan Supriono, pihaknya juga memastikan pasokan gas untuk Kota Pekalongan tidak didistribusikan ke luar daerah. Pembatasan dilakukan dengan cara penambahan ciri fisik tabung gas, yakni tabung gas untuk Kota Pekalongan memiliki tutup berwarna merah muda.

“Pangkalan atau agen tidak berani ambil risiko dengan melakukan penjualan untuk luar kota karena sanksinya berat, kerja samanya akan langsung diputus,” tandasnya.

Lebih lanjut, setiap pangkalan wajib menjual gas melon sebanyak 80 persen dari stok total, sementara 20 persennya diperuntukkan pengecer.

“(Penjualan) di pengecer tidak boleh lebih dari 20 persen karena pengecer ini masuk ke pasar bebas di luar jangkauan pengawasan Pertamina. Hal ini dimaksudkan supaya masyarakat lebih aman baik harga dan kelengkapan karena pangkalan itu dapat langsung dari agen,” kata Supriono.

Menurutnya, jka Harga Eceran Tertinggi (HET) di agen sebesar Rp14.250, harga di pangkalan maksimal Rp15.500. Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, HET LPG tiga melon sekitar Rp18.000 sampai Rp20.000 (***)

Tinggalkan Balasan

All Rights Reserved 2023.
Proudly powered by WordPress | Theme: Refined News by Candid Themes.
error: Content is protected !!