KESBANGPOL DIY GUNAKAN JURUS JITU TANAMKAN IDEOLOGI PANCASILA UNTUK KALANGAN MELENIAL

KESBANGPOL DIY GUNAKAN JURUS JITU TANAMKAN IDEOLOGI PANCASILA UNTUK KALANGAN MELENIAL

Spread the love

Bantul – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY mempunyai jurus jitu untuk menanamkan ideologi Pancasila di kalangan anak muda atau millenial. Melalui program “Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” yang digelar di Caping Ndeso Resto Tamantirto Kasihan Bantul, kamis (21/4/2022) ini, tercatat sebanyak puluhan mahasiswa dan karangtaruna warga sekitar tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Divisi Humas Polri, Bidang Humas Polda DIY dan Direktorat Binmas Polda DIY hadir dalam kegiatan Sinau Pancasila yang diselenggarakan oleh Kesbangpol DIY. Narasumber yang hadir ada dari Praktisi UIN Sunan Kalijaga Dr. Moh. Tamtowi, M.Ag., Perwakilan FKPT DIY Prof. Zuly Qadir, Anggota DPRD DIY Boedi Dewantoro, S.H., M.Si., dan dari Kesbangpol DIY sendiri Dewo Isnu Broto Imam Santoso, S.H., Divisi Humas Polri jugq menghadirkan mantan pimpinan jaringan Teroris Asia Tenggara M. Nasir Abbas.

Dalam paparannya, Dewo Isnu Broto mengatakan terkait dengan perkembangan ekonomi sosial dan politik di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini, bangsa Indonesia tengah tidak baik-baik saja. Artinya maraknya fenomena pertikaian antar kelompok konflik, antara identitas, kriminalisasi, dan intoleran terhadap keberagaman agama yang ada di media massa sehingga kebencian perbedaan semakin lama semakin tumbuh di tengah-tengah masyarakat.

“Bangsa kita telah mengalami krisis multidimensi yang saling terkait dan berdampak sistemik dampak perpecahan dan ancaman disintegrasi bangsa (dan) merupakan masalah yang sangat strategis mengingat bangsa Indonesia memiliki wilayah dan sumber daya yang strategis,” jelasnya.

“Melalui kegiatan Sinau Pancasila ini, kita kuatkan kembali (iman kita) ke dalam wawasan kebangsaan kemudian dengan pemahaman yang mendalam kita akan mampu memutus mata rantai lingkaran yang mengganggu integritas bangsa Indonesia,” ujarnya.

“Kegiatan ini terlaksana karena adanya kerjasama antara Pemerintah Daerah maupun dari Kepolisian maupun dari TNI dan tentunya disupport oleh perguruan tinggi yang ada di Jogjakarta dan dari DPRD sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.

Sementara itu, Mantan pimpinan Teroris Asia Tenggara yang sekarang menjadi konsultan program Kontra Radikal dan Deradikalisasi Polri Nasir Abbas mengatakan demi menjaga Pancasila, kita harus tahu virus-virus apa yang mengganggu Pancasila yaitu radikalisme.

“Kalau program Deradikalisasi sendiri adalah orang-orang yang terpapar yang sudah masuk ke dalam kelompok (Jaringan Terorisme) tersebut yang sudah menjadi pelaku radikalisme ataupun terorisme kemudian kita ajak kembali untuk mencintai NKRI,” ujarnya.

Saat ini menurut Nasir, yang menjadi ancaman Indonesia adalah radikalisme yaitu ingin mengubah pancasila dan dasar negara. Masalah terorisme dan radikalisme itu adalah masalah di semua bangsa. Orang yang menyalah artikan agama menjadi kekerasan. Islam bukan terorisme, muslim bukan teroris, tetapi ada oknum yang kemudian mengatasnamakan agama tersebut.

“Jika ada ajakan untuk merubah sistem Indonesia maka itu dipastikan adalah radikalisme. Paham atau radikal dengan cara kekerasan maka dia jelas terlibat dalam radikalisme. Kita harap keluarga kita atau orang yang kita sayangi jangan sampai terpapar. Mudah-mudahan Allah SWT melindungi kita semua, jangan sampai menjadi kacau (NKRI), Jangan sampai kita salah melangkah,” jelasnya.(Harun Sumadi)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!