Memacu Perajin Tenun Kota Ambon

Memacu Perajin Tenun Kota Ambon

Spread the love
Kemenperin melakukan pendampingan dan memberikan fasilitas berupa mesin khusus tenun untuk memacu produksi tenun di Ambon.

Jangkarpena.com Kampung kecil itu terletak tak jauh dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Pattimura, Ambon. Namanya Desa Tawiri. Merujuk situs https://kain-kita.medium.com, ; tidak sulit untuk mencari kelompok tenun itu berada. Warga sekitar, dengan gampang  akan berbagi informasi. Maklum, di sana suasana kekeluargaan masih terasa kental dan para tetangga saling mengenal.

Saat bicara tentang tenun Desa Tawiri, warga akan menggiring pengunjung  ke rumah keluarga Niko Watumlawar. Di kediaman pria yang akrab disapa Om Niko ini, keluarga dan kerabat perempuan aktif mengorganisir diri dalam sebuah kelompok tenun bernama Ralsasam. Mereka ada 15 orang yang masih satu keluarga.

Mereka tidak  hanya menenun motif tradisi warisan leluhur, melainkan juga berkreasi dengan corak motif dan desain baru. Selain afdelin (kain yang diperuntukkan bagi tokoh atau pimpinan di kampung), motif yang paling populer adalah yang mereka kenal dengan kreasi perpaduan bentuk bunga cengkeh dan anggrek.

Kain tenun yang diproduksi Ralsasam menggunakan benang pabrik warna. Tetapi, pada sisi yang menampilkan motif kuno pada bagian tengah kain, masih dibuat dengan teknik ikat menggunakan pewarna kimia. Pewarna alam tak lagi digunakan karena material itu tak lagi tersedia di sekitar mereka.

Bagi warga Kota Ambon, kain tenun punya  makna sebagai suatu penegasan identitas kultural ketimbang fungsi-fungsi sakral. Kain tenun dipakai oleh banyak pejabat dan tokoh. Begitu pun dengan nilai estetika-nya yang mempermanis penampilan.

Khusus kain tenun Ralsasam, sekalipun masih dikelola secara konvensional dan kekeluargaan, namun hasilnya telah mendunia. Tenun Desa Tawiri tersebut telah tampil dalam ajang Miss World tahun 2013.

 

Mesin Khusus

Keberadaan perajin industri kerajinan dan wastra tradisional kain tenun semacam Ralsasam itu tidak luput dari pantauan pemerintah. Mereka terus didukung agar tumbuh dan berkembang. Salah satu langkah yang dilakukan Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) dalam sektor industri kerajinan tenun adalah melakukan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon dalam melakukan pendampingan dan memfasilitasi mesin khusus tenun.

Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang menegaskan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun, yang salah satunya berada di Kota Ambon. Berdasarkan catatan, industri kain tenun ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB, dan Sumatra Utara. Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin, dengan 233 kelompok tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon.

“Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ujar Loemongga di Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Loemongga menitikberatkan perlunya para pelaku IKM melakukan pengembangan produk dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini. “Kami memahami bahwa pelaku IKM seringkali menghadapi permasalahan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan produk yang mana membutuhkan biaya yang cukup besar, Dekranas dan Kementerian Perindustrian bersinergi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya saingnya melalui kegiatan pendampingan pengembangan produk dan fasilitasi mesin/peralatan,” imbuhnya.

Maka dari itu, selain pemberian pendampingan teknis produksi dan pengembangan produk, juga diperlukan bantuan mesin peralatan untuk menunjang proses produksi pelaku usaha, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan proses produksi lebih efisien dan efektif.

 

Sentra IKM Tenun

Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, yang diwakili Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita, membuka kegiatan bertajuk “Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun” di Kota Ambon, Rabu (17/4/2024). Reni menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-44 Dekranas, dengan acara puncak peringatan dilaksanakan pada 15 Mei 2024 di Kota Surakarta.

Reni memaparkan, kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama yang meliputi pendampingan pencelupan pewarnaan alam dan pengembangan motif serta desain pada tanggal 17–20 April 2024, kemudian tahap kedua yang meliputi monitoring dan evaluasi pada 2–3 Mei 2024.

Ditjen IKMA Kemenperin dan Dekranas sebelumnya juga telah melaksanakan kegiatan serupa pada awal bulan Maret 2024 di daerah lain, yaitu di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada tanggal 7–8 Maret 2024 (tahap pertama).

Dirjen IKMA Kemenperin berharap, kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan dampak kemajuan dan pengaruh bagi pertumbuhan daya saing ekonomi bangsa. “Kapasitas para perajin tenun dapat terus meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan nilai jual produk tenun, serta tentunya perekonomian perajin dan daerah,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!