Merengkuh Dayung di Jalur Pansela Jawa, Siapa Takut?!

Merengkuh Dayung di Jalur Pansela Jawa, Siapa Takut?!

Spread the love
Lintas pantai selatan (pansela) Jawa mungkin kurang populer dibandingkan pantai utara (pantura) sebagai jalur mobilitas dari ujung barat ke ujung timur Pulau Jawa. Pasalnya jalur itu dianggap lebih jauh. Selain lintasannya dinilai kurang bagus dan berliku, jalur itu juga dinilai kurang aman saat perjalanan malam.

Jangkarpena.com Namun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menepis bahwa kondisi jalan di jalur pansela tak mulus. Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan bahwa pemerintah telah meningkatkan kondisi jalan pansela.

Selain mendukung potensi pariwisata wilayah pesisir pantai selatan, peningkatan kondisi jalan di situ juga ditujukan untuk mendorong perekonomian daerah setempat.

Bahkan di masa depan, jalan pansela itu diharapkan jadi pilihan yang sama baiknya dengan lintas klasik, yakni jalan pantai utara (pantura) Jawa.

“Kita terus promosikan jalur pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus, melainkan juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak obyek wisata,” kata Endra yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR, Kamis (11/4/2024)

Jika melewati jalur pansela, Anda bisa singgah di beragam tempat wisata. Mulai Kawah Putih hingga Ranca Upas, juga Pantai Menganti. Saat masuk wilayah Jawa Tengah, tepatnya saat melewati jalur ekstrem Hutan Wanalela, Kabupaten Kebumen, kita harus  hati-hati. Jalannya sangat berkelok, selain dikenal rawan longsor. Namun, kekhawatiran itu segera terbayar karena bisa melewati keindahan panorama Pantai Menganti.

Membentang 1.242 KM

Jalur pansela diketahui membentang dari Bayah, Kabupaten Lebak, Banten hingga ke kawasan Pacitan, Jawa Timur. Panjang jalan ini sepanjang 1.242 kilometer melintasi lima provinsi di sepanjang Pulau Jawa, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Di Provinsi Banten, dengan ruas Simpang Labuhan-Batas Provinsi Jawa Barat sepanjang 170,09 km. Pada TA 2024, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp45 miliar untuk pekerjaan preservasi jalan dan jembatan jalur pansela di Banten sepanjang 170,13  km, salah satunya Jl Cilegon-Pasauran-Cibaliung dan Citereup-Tanjung Lesung, termasuk penanganan longsor ruas Bayah-Cibarenok-Batas Provinsi Jabar.

“Pansela Banten menjadi akses menuju tempat-tempat wisata di pesisir pantai Banten dan liburan keluarga serta Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung,” kata Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Wida Nurfaida.

Ruas Pansela Provinsi Jawa Barat dari batas Provinsi Banten-Sindang Barang hingga batas Provinsi Jawa Tengah sepanjang 416 km. Pada TA 2024 dilakukan pekerjaan lanjutan berupa preservasi jalan dan jembatan sepanjang 444,4 km dengan biaya Rp 280 miliar, termasuk penggantian Jembatan Cibareno (Cs) dan Cilangla (Cs).

Kemudian jalan lintas pansela di Provinsi Jawa Tengah dengan ruas mulai batas Provinsi Jawa Barat-Congot-Duwet hingga Glonggong sepanjang 213,36 km. Pada TA 2024 dikerjakan pembangunan duplikasi Jembatan Tipar sepanjang 120 meter.

Selanjutnya jalur pansela di Provinsi DI Yogyakarta dengan ruas Congot -Legundi hingga Duwet sepanjang 118,39 km. Pada TA 2024 dilakukan pembangunan Jembatan Pandansimo sepanjang 1,2 km serta preservasi jalan dan jembatan sepanjang 100 km, salah satunya ruas jalan Congot-Kretek-Legundi-Duwet.

Terakhir jalan pansela Provinsi Jawa Timur dengan ruas Panggul-Sendangbiru–Jarit-Puger hingga Glenmore sepanjang 628,39 km. Pada TA 2024 dialokasikan anggaran sebesar Rp97 miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 3,4 km, salah satunya jalan dan jembatan Bululawang-Sidomulyo-Tambakrejo.

Pada 2024, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali, Direktorat Jenderal Bina Marga juga melanjutkan penanganan jalan dan jembatan sepanjang 202 km, di antaranya ruas jalan pansela di Kabupaten Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.

Siang Menyenangkan

Bagi yang ingin melintasi jalur pansela disarankan untuk siang hari daripada malam. Selain faktor keamanan, jika siang hari  bisa melihat panorama yang indah sekaligus melewati objek wisata yang menarik. Di antaranya, keindahan pantai-pantai di selatan dan jalurnya juga relatif rindang, sejuk, dengan kondisi jalan yang mulus.

Di balik rutenya yang relatif lebih lancar daripada pantura, pengendara tetap harus waspada dengan titik rawan di sepanjang jalur selatan. Titik-titik rawan jalur pansela yang perlu diketahui, antara lain, kemacetan yang cukup panjang di Ciwidey setelah pintu keluar Tol Bandung, karena ruas jalan Soreang-Ciwidey lebarnya hanya sekitar lima meter untuk dua ruas.

Jadi seperti kata pepatah, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, lewat jalur pansela bisa sambil berwisata menikmati pesona Indonesia, siapa takut?!.(***)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!