RSUD PANGGUL TRENGGALEK : LEBIH PILIH PRODUK IMPORT , KEBIJAKAN DIREKTUR DISOROT

RSUD PANGGUL TRENGGALEK : LEBIH PILIH PRODUK IMPORT , KEBIJAKAN DIREKTUR DISOROT

Spread the love

Tulungagung, JP news, Informasi awal yang diterima tim awak media adalah adanya proyek pengadaan alat – alat kesehatan berupa Alat Rontgen/X-Ray di Rumah Sakit Umum Daerah Panggul Kabupaten Trenggalek. Pengadaan alat – alat kesehatan (alkes) tersebut menurut LSM Mercu Social Impact yang mendapatkan Laporan Informasi dari masyarakat menuai kritik karena pihak Rumah Sakit lebih memilih produk import daripada produk dalam negeri, dengan alasan mutu (kualitas).

Ketika awak media meliput kunjungan LSM Mercu Social Impact di RSUD Panggul pada hari Kamis tanggal 26 Oktober 2023, mendapatkan keterangan dari Direktur RSUD yang akrab dipanggil dr. Barus. Beliau mengatakan “saya bersama tim ahli sudah menyeleksi 6 (enam) Rekanan dengan cara membuat semacam angket berisi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas alkes yang akan kami pakai.” Jadi pada intinya aspek kualitas yang menjadi patokan pihak Rumah Sakit.

Di pihak lain LSM Mercu Social Impact melalui Ketua DPP Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya, Mulyadi mengatakan bahwa “berdasar Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, terutama Pasal 4 poin b. Di situ jelas dikatakan : “Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.” “Dengan adanya Perpres tersebut, dilapangan timbul dilema bagi pengguna (konsumen) dan penyedia (produsen).

Lebih lanjut dikatakan “biasanya produk dalam negeri lebih mahal karena di prioritaskan, akibatnya produk import akhirnya banting harga agar tetap diminati.” “ini yang akhirnya menjadi pemikiran negatif dikalangan masyarakat apabila memilih produk import , lebih murah jadi untungnya lebih banyak, lanjutnya sambil tersenyum simpul.

Dari kunjungan tersebut didapatkan informasi bahwa merk alkes yang di datangkan adalah Calypso produk Italia seharga RP 3.200.000.000,-. “dengan harga segini kami mendapatkan alkes yang mutunya hampir sama dengan alkes RS lain yang harganya bisa 2 (dua) kali lipat,” kata tenaga ahli RS Panggul yang enggan disebut namanya. Tetapi permasalahan selanjutnya sampai sekarang alkes ini belum bisa dioperasikan kerena menunggu ijin dan listrik dari PLN belum mampu untuk pengoperasian alkes tersebut. Ditambah sarana penunjang masih belum lengkap seperti pintu khusus di ruangan tempat alat tersebut. (Bersambung-TIM)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!