Apresiasi Karya Seni Pertunjukan “Kethoprak” oleh Jajaran Pejabat DIY.

Apresiasi Karya Seni Pertunjukan “Kethoprak” oleh Jajaran Pejabat DIY.

Spread the love

Yogyakarta – Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas Brigjend TNI Puji Cahyono, S.I.P., M.Si. bersama para Pejabat DIY main seni Ketoprak dengan tema “Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa” bertempat di Panggung terbuka Monumen Serangan Umum 1 Maret, Gondomanan Kota Yogyakarta DIY. Sabtu, (3/12/2022).

Pentas Seni Rakyat Ketoprak merupakan kolaborasi pejabat dan masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) melalui Dinas Kebudayaan DIY, sedangkan pemain Ketoprak diperankan para pejabat Forkopimda DIY, Birokrat, Akademisi, para seniman dan juga melibatkan masyarakat.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai inisiator pementasan Ketoprak, pada sambutannya berharap semoga pementasan Ketoprak dapat dinikmati seluruh elemen masyarakat.

“Malam hari ini ada peristiwa istimewa yang bisa kita saksikan bersama. Saya juga baru pertama kali menyaksikan Ketoprak di tempat ini. Ketoprak ini tidak sekadar Ketoprak, yang dipentingkan bukan karena main dan bahasanya bagus. Namun bagaimana para pemain bisa membangun dan dekat dengan publik. Saya harap pendekatan dengan publik ini sesuatu yang penting karena pelakunya adalah beberapa pejabat di DIY,” jelas Sri Sultan.

Sri Sultan berharap, hal lain yang perlu diperhatikan adalah apresiasi karya. “Yang penting antara pemain dan penonton bisa membangun serta saling menghargai seni yang selama ini sudah kita bangun bersama,” imbuhnya.

Sri Sultan pun telah meminta agar masyarakat tidak mempermasalahkan penggunaan bahasa dan pakem dari Ketoprak tersebut. Sebab, pesan-pesan kedamaian yang ingin disampaikanlah yang paling penting. Oleh karenanya, penggunaan bahasa Indonesia pada dialog diharapkan akan lebih mempermudah proses penyampaian pesan karena tidak semua pemain maupun penonton memahami bahasa Jawa.

“Semoga seluruh pemain merasa nyaman dan semua bisa menikmati, tetap jaga jarak demi kesehatan bersama. Yang penting ini bagaimana pemain bisa membangun kedekatan dengan publik, sehingga di Jogja ini pejabat bisa berinteraksi dengan masyarakatnya,” tutup Sri Sultan.

Sang sutradara, Bambang Paningron, secara khusus menghadirkan tema yang bermakna seputar kejujuran dan kerukunan mengingat sebentar lagi masyarakat akan menghadapi tahun politik jelang Pilpres tahun 2024. Anggota Dewan Kebudayaan DIY ini juga menyebut Ketoprak merupakan sarana yang tepat untuk mendekatkan pejabat dengan rakyat.

“Karena Ketoprak adalah seni tradisi yang paling dekat dengan masyarakat. Oleh karenanya, bahasa yang digunakan dalam dialog bisa menggunakan bahasa Indonesia maupun Jawa. Pendukung yang terlibat dan bukan etnis jawa, tetap bisa terlibat dalam perumusan naskah dialognya,” ungkapnya.

Danrem 072/Pamungkas Brigjend TNI Puji Cahyono dalam kesempatan tersebut menyampaikan sangat senang bisa terlibat langsung dalam peran main Ketoprak, semoga kegiatan ini dapat menjadi sarana interaksi dan komunikasi serta bisa menghibur mamasyarakat.
(HS).

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!