Jangkarpena.com Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus. Dengan hati yang penuh suka cita dan pengharapan.
Injil hari ini, yang diambil dari Lukas 1:26-38, membawa kita kepada momen yang sangat khusus, ketika Malaikat Gabriel datang kepada Maria untuk memberitahu kabar gembira dan penuh sukacita akan rencana Allah melalui Maria.
Pertama, ketaatan yang mendalam kepada kehendak Allah. Maria adalah sosok yang patuh dan taat kepada kehendak Allah. Ketika Malaikat Gabriel membawa berita bahwa ia akan mengandung Anak Allah, respons Maria yang rendah hati menjadi contoh teladan bagi kita semua. Dalam Lukas 1:38, Maria berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Ketaatan Maria yang begitu mendalam adalah cerminan dari hati yang merendahkan diri di hadapan kehendak Tuhan. Pesan pertama yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah pentingnya ketaatan kita kepada kehendak Allah dalam hidup kita sehari-hari. Sebagaimana Maria memberikan jawaban yang tulus dan penuh kepercayaan, demikian pula kita diundang untuk selalu siap menerima dan hidup dalam kehendak-Nya.
Kedua, kepercayaan yang kuat dalam janji Tuhan. Ketika Maria menerima kabar baik ini, ia tidak hanya menunjukkan ketaatan yang besar, tetapi juga memiliki kepercayaan yang kuat kepada janji-janji Tuhan. Meskipun situasi yang dihadapinya tampak tidak mungkin menurut logika manusia, Maria tidak ragu untuk memercayai bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.
Dari kehidupan Maria, kita dapat belajar untuk membangun kepercayaan yang kuat kepada Tuhan, bahkan di tengah-tengah ketidakpastian dan tantangan hidup. Janji-janji Tuhan adalah landasan yang kokoh bagi kita, dan kepercayaan yang teguh kepada-Nya akan membimbing kita melewati setiap kegelapan. Seperti Maria, mari kita memandang janji-janji Tuhan sebagai pegangan hidup kita.
Ketiga, siap menjadi alat bagi rencana Allah. Maria tidak hanya menerima kabar baik ini sebagai berita gembira pribadinya, tetapi ia menyadari bahwa kelahiran Anak ini adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Dengan rendah hati, ia siap menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk melaksanakan rencana-Nya. Pesan ketiga yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah panggilan untuk siap menjadi alat bagi rencana Allah dalam hidup kita.
Sebagaimana Maria menyadari bahwa hidupnya memiliki tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri, demikian pula kita diajak untuk menyadari bahwa kita adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Mari kita bersedia mengorbankan kehendak dan keinginan kita sendiri demi melaksanakan rencana-Nya dalam hidup ini.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus. Dalam kisah Maria kita melihat teladan seorang hamba Tuhan yang taat, percaya, dan siap menjadi alat bagi rencana Allah. Marilah kita mengambil inspirasi dari kehidupannya dan meresapi pesan-pesan yang terkandung dalam Injil Lukas 1:26-38. Melalui kelahiran Yesus Kristus, keselamatan ditawarkan kepada semua orang yang percaya. Inilah inti sukacita Natal – datangnya Juru Selamat yang membawa keselamatan bagi umat manusia. Amin.
Subdit Penyuluhan (Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI)