Mencicipi Manis Legitnya Geplak ‘Asli’ Gula Jawa

Mencicipi Manis Legitnya Geplak ‘Asli’ Gula Jawa

Spread the love

Bantul (07/04/2024) jangkarpena.com – Geplak adalah panganan tradisional khas dari Bantul, DIY yang terbuat dari kreasi campuran parutan kelapa dan gula Jawa atau gula pasir yang menghasilkan citarasa manis nan legit. Ada dua varian geplak yaitu geplak gula Jawa yang berbentuk lonjong dan berwarna cokelat serta geplak warna-warni dari gula pasir yang berbentuk bulat dengan warna putih, merah muda, hijau, cokelat dan kuning.

Geplak dipercaya sudah ada sejak era Mataram Islam yang tertulis dalam Serat Centhini Jilid VI bahwa panganan mirip geplak ini jadi suguhan di pernikahan zaman tersebut. Diceritakan dalam naskah tersebut geplak dihidangkan bersama dengan kudapan lain antara lain wajik, ketan salak, gemblong, ulen-ulen, wingko, getuk, krasikan, tawonan, jenang jagung, gerontol, karag, berondong dan lain sebagainya.

Pada penulisannya, tidak disebutkan secara lugas penganan ini adalah geplak namun penjabarannya sangat mirip geplak, berupa ‘gulo klopo kang acithak moto kucing’ atau gula kelapa yang dicetak seperti mata kucing yang mengacu pada bentuk geplak gula Jawa saat ini. Salah satu kudapan khas DIY ini pun telah ditetapkan Kemendikbud sebagai Warisan Budaya Talk Benda (WBTb) Domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional dari DIY pada 2010.

Sayangnya, di balik keberadaan geplak warna-warni, rupanya tak banyak orang yang mengenal dan mengetahui keberadaan geplak yang ‘asli’ sebagai pendahulu yaitu geplak gula Jawa. Geplak gula Jawa ini berbeda 180 derajat dengan geplak turunan atau modifikasi yang berbentuk bulat dan berwarna ngejreng mencolok mata.

Geplak gula Jawa merupakan varian geplak yang memiliki ciri khas bentuk serta citarasa yang berbeda dari geplak pada umumnya. Penampilannya.sangat sederhana, warnanya cokelat tua bentuknya lonjong dengan garis-garis di sisinya. Selain bentuknya berbeda, geplak gula Jawa ditaburi dengan tepung ketan sangrai yang ‘menyelimuti’ si geplak ini.

Karena penasaran dan ingin mencicipi langsung geplak gula Jawa ini, Tim Humas Pemda DIY mengunjungi salah satu pembuat geplak turun temurun yang masih eksis hingga saat ini bernama Sulaswiyati yang akrab di sapa Siwi. Ia bersama sang suami membuat geplak baik geplak gula Jawa maupun geplak warna-warni di kediamannya di Nglembu, RT 02, Panjangrejo, Pundong, Bantul.

“Saya baru buka usaha sendiri sekitar tahun 1980-an lalu karena banyak yang ingin membelinya. Sebenarnya ini meneruskan usaha ibu saya yang juga turun temurun sudah membuat geplak. Ibu sayalah yang mengajari langsung waktu itu supaya ada yang meneruskan usahanya,” ujar Siwi saat ditemui beberapa waktu lalu.

Siwi mengakui semenjak sang ibunda tiada, pesanan geplak mengalir masuk. Berbekal resep geplak yang diwariskan ibundanya, ia akhirnya berani memenuhi pesanan geplak tersebut, khususnya pemesanan dirumahnya terlebih dahulu. Setelah itu, Siwi baru menjual geplak buatannya di sejumlah kios atau toko terdekat.

“Proses pengolahan geplak gula Jawa dilakukan tradisional, menggunakan tungku kayu karena panasnya cenderung stabil. Selain itu, waktu pengolahannya cukup lama mulai dari gula Jawa didihkan sampai hancur dikasih parutan kelapa kemudian diaduk kembali ssinan tercampur rata,” tuturnya.

Sesaat sebelum adonan matang, tepung beras ketan ditambahkan agar mudah dibentuk dan lebih lengket. Setelah diaduk rata, adonan diangkat dan bisa langsung dicetak memakai lidi tusuk sate atau merang lalu didiamkan serta disimpan dalam rak di suhu ruang. Apabila ada pesanan, geplak gula Jawa baru ditaburi tepung ketan sangrai atau sesui selera pembeli.

Geplak gula Jawa yang sudah matang bisa bertahan hingga seminggu lebih di rak dalam suhu ruang. Apabila masuk ke lemari es, geplak gula Jawa bisa tahan hingga 20 hari. Sedangkan geplak warna-warni hanya mampu bertahan 10 hari. Geplak gula Jawa biasanya dinikmati dengan disandingkan dengan minuman kopi atau teh tanpa gula alias tawar.

” Tak sekedar dijadikan kudapan yang dapat dinikmati setiap saat, geplak gula Jawa biasanya banyak dipesan untuk sajian khas lebaran. Ada pula yang membeli geplak gula Jawa ini untuk dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke sanak saudaranya. Harganya pun terjangkau hanya sekitar Rp 40 ribuan per kg,” pungkas Siwi (Red)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!