TULUNGAGUNG – Peristiwa ini terjadi ketika seorang wali murid di MI plus kelas 4 dihalangi ketemu dengan anaknya pada selasa, (15/11/22),pada saat itu Nasrul Fajar berniat menemui anaknya yang sedang menempuh pendidikan di lembaga yang dinaungi oleh yayasan Banu Ibrahim.
Kejadian ini bukanlah yang pertama, dan sudah kedua kali Nasrul Fajar ditolak/ dilarang bertemu anak putri sulungnya hasil pernikahan dengan saudari Evi dari desa Siyotobagus Besuki, Tulungagung,
” sudah dua kali ini, saya ingin menemui putri saya tetapi oleh guru wali kelasnya tidak boleh, padahal itu anak saya sah hasil pernikahan saya dengan Evi, tetapi mengapa saya dihalangi untuk menemuinya ” tuturnya geram.
Tak ayal kejadian ini membuat Nasrul Fajar geram dan akan membawa kasus ini ke meja hukum, seperti yang dituturkan kepada media jangkarpena news,
” saya kecewa dengan lembaga sekolah ini karena telah melakukan tindakan, yang menyebabkan saya tidak bisa ketemu anak putri saya” ,paparnya.
Lebih lanjut haji Fajar menjelaskan upaya hukum yang akan dilakukan untuk memperoleh haknya, ” Saya akan melakukan upaya hukum karena saya merasa ada ketidak benaran dalam memberlakukan saya sebagai orang tuanya, per hari ini saya telah menghubungi salah satu penasehat hukum saya untuk memproses, agar saya bisa mendapatkan hak saya sebagai orang tua wali “, paparnya.
Ketika awak media datang ke sekolah MI plus di desa Gombang pakel, kepala sekolah sedang tidak ada ditempat, menurut keterangan dari pak Imam salah satu guru di sekolah itu, menjelaskan ” urusan ini bukan urusan saya, lebih baik untuk jelasnya ketemu kepala MI yaitu pak Solekan” ,jelasnya.
Karena posisi kepala sekolah tidak ada ditempat, akhirnya kita hubungi liwat whattsaps, dan terhubung dengan beliau, dalam keterangannya di telepon pak kepala sekolah sedang rapat, ” maaf sedang rapat” terdengar suara lirih, dan sampai berita ini di siarkan, kepala sekolah belum menghubungi balik, ( hur/bersambung… )
