MENANGGULANGI GELOMBANG KETIGA DENGAN STRATEGI SELEKTIF  DAN SELF-ASSESSMENT SCREENING

MENANGGULANGI GELOMBANG KETIGA DENGAN STRATEGI SELEKTIF  DAN SELF-ASSESSMENT SCREENING

Spread the love

Jakarta – Mencermati perkembangan pandemi Covid-19 khususnya sejak pemerintah mengumumkan temuan kasus varian Omicron pada 16 Desember 2022, Dewan Pimpinan Pusat Partisipasi Kristen Indonesia (DPP PARKINDO) melalui Sekjendnya Besli Pangaribuan,S.E.,Ak.,CA yang di dampingi oleh dr. Adele Hutapea Ryta Tiur Sidabutar,S.E Ketua Bidang Kesehatan Sekretaris Fungsi Kesehatan DPP Parkindo  menyampaikan lima temuan hasil analisis deskriptif berbasis data-data sekunder. Poin-poin temuan fakta ilmiah terkait pola pandemi varian Omicron tersebut adalah sebagai berikut :

1. Transmisi varian Omicron memiliki ciri khas sangat cepat dibandingkan varian Delta.

2. Studi di Afrika Selatan dan negara-negara Uni Eropa menemukan lima (5) gejala penting yang dapat digunakan sebagai skrining awal atau Self-Assessment Screening yaitu :

  1. Berkeringat di malam hari. Mengeluarkan keringat meskipun tidur di ruangan ber-AC.
  2. Batuk kering dengan frekuensi yang sangat sering.
  3. Nyeri tenggorokan, keluhan nyeri meningkat ketika menelan
  4. Merasa sangat kelelahan seperti kehabisan tenaga
  5. Nyeri otot ringan

3. Pengalaman menghadapi wabah Omicron di Eropa dengan berbasis data yang kuat menunjukkan bahwa prevalensi Omicron mencapai 69,4% Hanya 1,14% dirawat di rumah sakit; 0,16% memerlukan perawatan ICU/dukungan pernapasan, dan 0,06% meninggal.

Sementara di Indonesia hingga 31 Januari 2022, kasus bertambah rerata 1,499 per hari. Kasus meninggal 17 orang per 29 Jan22 atau 1 orang / hari atau nilai proporsinya kisaran 0.066% (1 kasus meninggal berbanding 1,499 kasus terkonfirmasi positif harian). Sehingga proporsi angka risiko kasus meninggal di Indonesia dan negara-negara Uni Eropa tampaknya sama yaitu 0.06%

Sebuah laporan penelitian di Washington University (Desember 2021) menyebutkan, varian Omicron utamanya menyerang fungsi saluran pernafasan atas dan bukan organ paru-paru seperti varian Delta. Kedarurat klinis berat hingga mengalami kematian akibat infeksi Omicron dilaporkan terjadi pada kelompok usia lansia dengan status kesehatan buruk dan kelompok dengan kondisi kesehatan yang sulit (underlying health condition) akibat penyakit-penyakit sistemik kronis.

Beban penyakit komorbid sistemik di Indonesia sangat tinggi, sesuai Laporan JKN 2014-2018). Situasi ini menambah beban risiko kejadian kasus meninggal akibat wabah varian Omicron.

Berdasarkan lima fakta ilmiah tersebut DPP PARKINDO menyampaikan masukan-masukan kepada Pemerintah dan Masyarakat secara luas.

Kepada Pemerintah

  • Risiko berat wabah varian Omicron Indonesia utamanya dipengaruhi oleh beban populasi pendudukan yang sangat besar yaitu 273,5 juta. Angka “peak” di Gelombang Ketiga akibat varian Omicron yang bisa sampai dua kali lebih besar dibandingkan angka “peak” pada saat Gelombang Kedua bulan Juni-Juli 2021 lalu. Jika mengandaikan kasus terkonfirmasi sampai mencapai 200.000 orang maka risiko kasus meninggal bisa mencapai 13,200 orang (pengalinya nilai proporsi kasus meninggal 0.066%). Selain itu, wabah varian Omicron akan menguras anggaran pengobatan Rawat Jalan, Isolasi sentralistik, penurunan kinerja bagi pekerja, dan gangguan kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, pondok – pondok pesantren, maupun perguruan tinggi.
  • Rekomendasi skenario pengendalian untuk dipertimbangkan oleh Pemerintah :

1. Segera melakukan pengetatan mobilitas mulai minggu I Februari 2022 sampai kasus terkonfirmasi menunjukkan tanda melandai terkendali. Berikut uraian skema teknisnya:

  • Pembatasan ketat mobilitas lintas /antar kota di Jawa Bali
  • Pembatasan ketat jalur penerbangan domestik antar kota  Pembatasan ketat jalur penerbangan internasional
  • Penutupan taman-taman kota area gathering, kolam renang, dan pusat olahraga komunitas Pembatasan jam operasional mall, tempat hiburan, dan aktivitas perkantoran hingga 25%
  • Pembatasan kegiatan berkumpul hingga 25%
  • Pengawasan ketat aktivitas berkumpul (kapasitas 25%) dan pelaksanaan Prokes ketat di semua lokasi ruang publik khususnya Jawa-Bali
  • Aktivitas belajar PTM di Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Pondok Pesantren dihentikan dan kembali ke PJJ berbasis online khususnya Jawa-Bali

2. Segera mengaktifkan Puskesmas/FKTP melaksanakan pengecekan dan monitoring langsung berbasis data atas pasien JKN KIS dengan riwayat KERENTANAN di wilayahnya masing-masing, sebagai bentuk tanggap darurat mengendalikan dampak buruk kecepatan transmisi varian Omicron. Sasaran kelompok dengan riwayat KERENTANAN tersebut meliputi :

  1. Pasien Diabetes Mellitus dengan riwayat kedaruratan/tidak terkendali, jarang kontrol
  2. Pasien dengan riwayat serangan gagal jantung dan tindakan operasi jantung
    Pasien gagal ginjal penerima terapi perawatan hemodialisis
  3. Pasien penyakit stroke dan kanker dengan proses pengobatan kemoterapi
  4. Pasien penerima terapi perawatan ARV dan pasien TBC Resisten Obat / Multidrug Resisten
    Semua Ibu hamil, Bayi Neonatus, dan Balita di wilayah setempat

3.Mendorong Akselerasi Vaksinasi Anti Covid-19 Booster yang diprioritaskan pada pelaku usaha UMKM, pedagang pasar, driver/kurir layanan online, dan guru-guru.

4.Mendorong Pemerintah segera memberlakukan aturan penurunan standar biaya Tes Swab Antigen nasional hingga maksimal Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per pax, dengan demikian masyarakat lebih mudah melakukan skrining mandiri, sekaligus mengurangi beban kerja laboratorium di Puskesmas / FKTP. Kebijakan ini diperlukan sebagai respon kedaruratan pengendalian risiko Gelombang Ketiga akibat varian Omicron.

5.Mendorong Pemerintah konsisten menyediakan layanan promotif dan edukatif terkait situasi pandemic Covid-19 dan aspek-aspek risiko klinis yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Dalam hal wabah varian Omicron, ada lima gejala utama sebagai skrining awal (self-assessment screening) yang harus diketahui oleh masyarakat, yaitu :

  1. Berkeringat di malam hari. Mengeluarkan keringat meskipun tidur di ruangan ber-AC.
  2. Batuk kering dengan frekuensi yang sangat sering.
  3. Nyeri tenggorokan, keluhan nyeri meningkat ketika menelan
  4. Merasa sangat kelelahan seperti kehabisan tenaga
  5. Nyeri otot ringan

Kepada Masyarakat

  1. Mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kembali disiplin melaksanakan Prokes ketat dan mewaspadai adanya lima gejala utama infeksi wabah varian Omicron sebagai skrining awal (self-assessment screening).
  2. Jika mengalami lima gejala skrining, segera melakukan Tes Swab Antigen mandiri. Jika hasilnya negative (-) ikuti prosedur pengobatan dan patuh Isoman. Jika hasil positif (+) dilanjutkan prosedur pengobatan, dan Tes PCR di Puskesmas/FKTP dan pengobatan/perawatan sesuai prosedur.

DPP PARKINDO mengapresiasi dan bangga dengan adanya upaya-upaya persiapan kewaspadaan kedaruratan yang sudah dipersiapkan oleh Pemerintah, khusus melalui Kementerian Kesehatan dan Komite Penanggulangan Pandemi Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Akselerasi Pemulihan Ekonomi harus tetap diutamakan, namun penanggulangan Pandemi Covid-19 harus efektif dan efisien dengan pendekatan rasional dan selektif. Uraian rekomendasi ini kami usulkan sebagai bentuk Partisipasi dan Dukungan Masyarakat Kristen di Indonesia bagi kerja keras Pemerintah selama ini tutup Sekjend mengakhiri press con (Red)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!