DITJEN HUBDAT GELAR _MARKET SOUNDING_ KPBU TERMINAL TIPE A PURABAYA DAN BETAN SUBING

DITJEN HUBDAT GELAR _MARKET SOUNDING_ KPBU TERMINAL TIPE A PURABAYA DAN BETAN SUBING

Spread the love

JAKARTA (26/9),JANGKARPENA.COM – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus berupaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Ditjen Hubdat kembali menggelar Market Sounding Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Terminal Tipe A Purabaya Sidoarjo dan Terminal Tipe A Betan Subing Lampung. Kegitan tersebut diselenggarakan pada Selasa (26/9) di Hotel Fairmont, Jakarta.

Sejalan dengan Visi Misi Presiden Republik Indonesia, yaitu mempercepat dan melanjutkan Pembangunan infrastruktur dan mengundang investasi seluas-luasnya, Ditjen Hubdat mengajak sektor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam penyediaan infrastruktur transportasi khususnya di terminal. Adapun saat ini terminal bukan hanya sebagai simpul transportasi, tapi juga sebagai infrastruktur yang mengusung konsep _mixed used_ yang dapat meningkatkan perekonomian daerah dan juga masyarakatnya.

“Terminal Purabaya dan Terminal Betan Subing adalah dua _landmark_ penting di sektor Perhubungan Darat. Terminal tersebut bukan hanya sekadar simpul transportasi, melainkan juga jantung konektivitas regional yang telah melayani penumpang selama bertahun-tahun. Namun untuk tetap relevan di era perubahan dinamis ini, kami membutuhkan sentuhan modernisasi dan pengembangan yang lebih besar yang memerlukan pembaharuan dan fasilitas yang lebih memadai,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Amirulloh ketika membacakan sambutan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

Sejalan dengan itu, dijelaskan bahwa peran sektor badan usaha adalah hal yang krusial untuk mewujudkan visi mempercepat pembangunan infrastruktur terutama di Terminal Tipe A Purabaya dan Terminal Tipe A Betan Subing.

“Proyek KPBU ini muncul sebagai sebuah komitmen dari pemerintah untuk memajukan infrastruktur transportasi darat. Pembangunan terminal-terminal tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat, namun juga menjadi model keberlanjutan dan efisiensi. Karena itu, kami mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam proses ini,” ujar Amirulloh.

Adapun, pengembangan terminal melalui skema KPBU ini akan mencakup berbagai aspek, termasuk perluasan dan pembaruan fasilitas terminal, peningkatan pelayanan penumpang, dan penambahan fungsi sosial dan komersial di kawasan terminal. Pemerintah juga berkomitmen untuk mengedepankan standar lingkungan, keselamatan, dan kenyamanan yang tinggi. Oleh karena itu, terminal bukan hanya untuk memperkuat konektivitas, tapi juga memelihara keindahan serta keberlanjutan lingkungan sekitar terminal.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mendorong fungsi-fungsi terminal tidak hanya dari fungsi transportasi, tapi juga sudah mendorong terminal menjadi fungsi sosial, budaya, dan fungsi ekonomi. Kami pikir KPBU ini menjadi salah satu alternatif solusi pembiayaan, sehingga terminal-terminal itu juga berfungsi sebagai fungsi ekonomi dan sosial budaya,” tutur Amirulloh.

Proyek KPBU menawarkan kesempatan investasi kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan swasta yang ingin berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur perhubungan untuk meningkatkan konektivitas di Indonesia.

Lebih lanjut Ia berharap kegiatan _market sounding_ bisa menjadi forum komunikasi yang membangun dalam menjajaki minat calon mitra dan bisa menghasilkan _best practice_, sehingga dapat diterima oleh calon investor.

Kegiatan market sounding dilaksanakan dengan format pemaparan pandangan, ide, saran/masukan dan _letter of interest_ (Lol) dari calon investor melalui skema KPBU.

“Bersama-sama, kita akan membentuk masa depan infrastruktur perhubungan darat yang membanggakan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Terminal Tipe A Purabaya merupakan terminal tersibuk di Indonesia yang memiliki pergerakan penumpang sebanyak 28 ribu orang per hari dan terletak di lokasi yang strategis serta terintegrasi dengan stasiun, halte Trans Jatim, serta bandara. Sementara itu, Terminal Betan Subing merupakan terminal di Lampung Tengah yang terletak di pusat kota dan dekat dengan Tol Trans Sumatera.

Kegiatan ini turut dihadiri juga oleh Perwakilan Kementerian Investasi/BKPM; Perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Kepala Pusat Pengelola Transportasi Berkelanjutan, Marwanto Heru Santoso; Kepala Biro LPPBMN, Hengki A; Kepala Bappeda Kabupaten Lampung, Irfan Toga Setiawan; Plt. Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Susanty Pertiwi; Kepala BPTD Kelas II Lampung, Bahar Latief; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Suboyo; Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Tengah, Desrio Aref Yuga; Perwakilan Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi; Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian/Lembaga; dan para tamu undangan perwakilan dari perusahaan. (DHS/ALV/WBW/AZN)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!