Mesin Perang Baru untuk Perairan Indonesia

Spread the love

Jangkarpena.com Indonesia menambah dua kapal perang pengangkut tank. Kapal-kapal ini di produksi oleh industri perlengkapan militer dalam negeri.

Pada Rabu, 3 Maret 2021 Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melakukan peluncuran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis angkut tank (AT) di Galangan PT Bandar Abadi Batam. Kedua kapal itu adalah KRI AT-8 dan AT-9.

Peluncuran kedua KRI yang dilakukan demi memenuhi target minimum essential force (MEF) III sampai 2024 itu dilakukan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama Kepala Pusat Alat Peralatan Pertahanan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kapus Alpalhan Baranahan Kemhan) Marsma Asfan Jauhari.

Kedua kapal perang yang diproduksi PT Bandar Abadi Ship Builders and Dry Docks itu merupakan bukti komitmen Kementerian Pertahanan dalam memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan memperkuat TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan peluncuran itu diawali dengan prosesi shipnaming (penamaan) KRI AT-8 dan AT-9. Di mana, KRI AT-8 dinamai KRI Teluk Weda-526 dan KRI AT-9 diberi nama KRI Teluk Wondama-527. Kemudian, istri KSAL, Vero Yudo Margono, memotong pita pengikat kendi dan KSAL Yudo pun menekan tombol sirine, sebagai simbolisasi peluncuran.

Nama KRI Teluk Weda diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di Halmahera Tengah, Kecamatan Weda Tengah, Maluku Utara. Lokasi perairan itu terkenal dengan keindahan taman bawah laut yang menakjubkan dan kehidupan ikan yang melimpah, salah satunya spesies hiu kaki langka.

Sementara itu, nama KRI Teluk Wondama diambil dari daerah perairan yang terletak di kepala burung pulau Papua, yang merupakan surga terapung di sebelah destinasi wisata Raja Ampat.

Kapal-kapal itu memiliki dimensi panjang keseluruhan (LOA) 117 M, lebar 16.40 m, tinggi 7.80 m, dan kecepatan maksimum 16 knots. Kapal tersebut juga memiliki endurance 20 hari dan diawaki 111 orang kru. Kapal itu juga mampu mengangkut 367 orang pasukan, 15 unit tank BMP 3 F, serta satu unit helikopter.

Di lokasi peluncuran, Yudo menjelaskan, kebijakan negara dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laju perekonomian bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Khususnya, untuk melewati masa krisis ekonomi nasional sebagai akibat dari pandemi global Covid-19.

Armada Laut TNI-AD

Sementara itu, pada akhir 2020, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) juga mengoperasikan dua unit kapal baru pengangkut kendaraan tempur jenis main battle tank (MBT) Leopard untuk mendukung pergerakan pasukan dan kendaraan tempur TNI-AD.

Dua kapal baru buatan galangan PT Daya Radar Utama (DRU) itu akan dioperasikan oleh Satuan Angkutan Air (Satangair) TNI-AD yang bermarkas di sekitar Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal yang dinamai ADRI 51 dan ADRI 52 merupakan jenis kapal pengangkut logistik dengan berat 1.500 dead weight tonnage (DWT).

Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 memiliki kapasitas untuk mengangkut delapan unit tank Leopard dan dua unit transporter. Kapal ini juga dilengkapi dengan helipad untuk pendaratan helikopter di atas pesawat. Saat ini TNI-AD memiliki 100 tank Leopard.

Kapal berjenis landing ship tank (LST) milik TNI-AD itu juga dilengkapi dengan 130 kamar tidur untuk pasukan dan 67 kamar ABK. Kapal ini juga dapat mengangkut satu batalion pasukan ke medan tempur.

Kapal TNI-AD itu juga sudah dilengkapi dengan teknologi canggih standar IMO, yang membuatnya mampu mendeteksi kapal-kapal yang berada di sekitarnya hanya dengan memantau radar dari atas anjungan. Namun untuk persenjataan, mesin perang ADRI 51 dan ADRI 52 itu hanya dilengkapi dengan sistem pertahanan standar, yakni CIS 150 kaliber 12.7 mm dan senapan mesin ringan (JP).

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!